Ternyata Inilah Pemicu Banyaknya Korban di Kanjuruhan Versi Komnas HAM

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menyampaikan hasil investigasi tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Anam mengatakan, tragedi tersebut bermula dari aparat keamanan yang menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Anam bilang, Komnas HAM berasumsi kalau gas air mata adalah pemicu jatuhnya banyak korban jiwa dalam tragedi di Kanjuruhan usai laga Arema FC kontra Persebaya.
"Ini standing kami sejak awal, gas air mata pemicu utama jatuhnya korban meninggal, luka-luka, trauma," ujar Anam dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Anam mengakui, gas air mata bukan sesuatu yang mematikan. Namun, kata dia, dalam kondisi tertentu --misalnya berada di ruang tertentu-- gas air mata bisa menjadi pemicu seseorang kehilangan nyawa.
"Dalam ruang tertentu, kondisi tertentu, dia (gas air mata) bisa mematikan, itu yang terjadi di pintu 13," ucap dia.
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsari, mengatakan polisi menembakkan gas air mata di Stadion Kanjuruhan sebanyak 45 kali. Gas air mata itu ditembakkan oleh Brimob dan Sabhara Polri.
"Dari pukul 22.08.59 WIB sampai 22.09.08 WIB, Brimob 11 kali menembakkan gas air mata (ke arah tribun)," kata Beka.
Beka menjelaskan, senjata yang digunakan untuk menembakkan gas air mata setiap tembakkannya bisa memuntahkan 1 sampai 5 amunisi.
"Pukul 22.11.09 WIB, gas air mata ditembakkan 24 kali, jumlah amunisi yang terlihat dalam video, 30 amunisi yang bersumber dari 10 tembakkan," kata dia.
Beka mengatakan, total gas air mata yang ditembakkan sebanyak 45 kali. Jumlah tersebut dari 27 kali tembakkan yang terlihat di video dan terdengar.