Terungkap! Ini Sosok Jenderal yang Jemput Ferdy Sambo untuk Dipatsus

Jakarta, IDN Times - Terdakwa pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ferdy Sambo akhirnya membuka sosok jenderal bintang dua yang menjemputnya untuk ditempatkan khusus (Patsus) di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Ia adalah Kepala Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Mabes Polri (Kadiv TIK) Slamet Uliandi. Hal itu diungkap Sambo saat menjadi saksi terdakwa obstruction of justice, Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria dan Arif Rachman.
Awalnya, Ketua Majelis Hakim, Ahmad Suhel menanyakan soal sebab skenario polisi tembak polisi yang dibuat Sambo pada akhirnya terbongkar.
“Akhirnya cerita ini terbongkar, terbongkarnya karena apa?” tanya Hakim.
“Jadi di tanggal 5 Agustus, saya ditelpon rekan saya pejabat utama di Mabes Polri, menyampaikan ‘Bro, ini Richard mengubah keterangan!’” kata Sambo.
“Siapa tadi yang memberitahu sodara?” tanya lagi Hakim.
“Bintang dua di Mabes Polri,” jawab Sambo.
“Namanya?”
“Kadiv TIK Irjen Slamet,” kata Sambo.
Sambo menjelaskan, saat itu Irjen Slamet menyebut Richard Eliezer alias Bharada mengubah berita acara pemeriksaan (BAP)-nya. Dalam pengakuannya, Bharada E menyebut Sambo yang menembak Yosua seluruhnya.
“Ini Richard mengubah keterangan, saya bilang ‘Ubah keterangan apa?’ Dia sudah membuat pernyataan dan dipanggil pimpinan Polri, di Timsus bahwa senjata dia kamu ambil dan kemudian kamu yang nembak semua Yosua’. Saya kaget ‘kok bisa kaya gitu’,” kata Sambo.
Karena tak terima penuturan Irjen Slamet, Sambo lantas meminta bukti BAP Bharada E untuk ia lihat.
“Saya bilang, saya tidak akan hadir kalau saya belum lihat berita acara pemeriksaannya. Kan waktu itu Richard sudah ditahan. Kamu tunjukan ke saya baru saya akan ikut,” ujar Sambo.
Keesokan harinya pada 6 Agustus 2022, Irjen Slamet kembali datang ke rumah Sambo di Saguling, Jakarta Selatan untuk menunjukkan BAP Bharada E.
“Pagi jam 5 setelah selesai pemeriksaan dia datang, saya baca BAP, bener berita acara itu,” kata Sambo.
“Saudara baca? Ada tandatangan? tanya lagi Hakim.
“Ada tandatangannya,” jawab Sambo.
“Itu yang kemudian diakui bohong di persidangan kami. Saya sampaikan kalau keterangan dia seperti ini saya siap tanggungjawab. Kemudian saya dibawalah, dan diPatsuskan hari itu,” ujar Sambo.
Hakim kemudian melanjutkan pertanyaan soal kapan Sambo mengakui peristiwa sebenarnya ke Timsus.
“Kapan saudara akui ada pelecehan seksual itu?” tanya Hakim.
“Tanggal 8, tiga hari setelah itu,” kata Sambo.
“Apa yang menyebabkan saudara akhirnya mengakui?”
“Karena saat itu di Timsus menyampaikan, semua akan dijadiin tersangka di rumah Duren Tiga,” kata Sambo.
“Siapa saja itu?”
“Istri saya, Ricky, Kuat, Richard dan saya,” paparnya.
Saat itu, Sambo akui dilobi Timsus agar mengakui peristiwa yang sebenarnya, dengan jaminan Putri Candrawathi bakal dibantu.
“Istrimu akan kami bantu yang penting kamu ngomong yang sebenarnya,” kata Sambo menirukan bujuk rayu Timsus.
“Nah saya gak kuat yang mulia,” kata Sambo.
“Jadi sebenarnya lima yang akan jadi tersangka ya? Kemudian mereka?" tanya lagi Hakim sambil menunjuk ketiga terdakwa.
“Gak ada yang mulia,” jawab Sambo.
“Saudara gak tau?” tanya lagi Hakim.
“Ya karena mereka semua dianggap ikut skenario,” imbuhnya.