Uji Coba Wisata Malam Taman Margasatwa Ragunan Tembus 3.713 Pengunjung

- Fasilitas buggy car perlu ditambah untuk menampung minat pengunjung Taman Margasatwa Ragunan yang tinggi.
- Ditargetkan banyak pengunjung saat wisata malam dengan riset pasar terlebih dahulu.
- Minat tinggi masyarakat bisa menyumbang kas daerah, namun pengelola harus memastikan kesiapan fasilitas dan keberadaan hewan nokturnal.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 3.713 pengunjung tercatat mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, saat uji coba wisata malam bertajuk Night at the Ragunan Zoo, Sabtu (11/10/2025).
Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, angka tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat.
"Pengunjung perdana tadi malam 3.713," ujar Wahyudi saat dihubungi, Minggu (12/10/2025).
1. Fasilitas buggy car perlu ditambah

Dari jumlah pengunjung tersebut, sebanyak 60 persen piknik, 25 persen olahraga, dan 15 persen melihat satwa nocturnal. Melihat angka fantastis dalam uji coba tersebut, terdapat evaluasi terkait fasilitas.
“Kendaraan buggy car perlu ditambahkan, karena peminatnya sangat banyak,” ujar Wahyudi.
2. Ragunan menargetkan banyak pengunjung saat wisata malam

Wahyudi menjelaskan, sebelum membuka Taman Margasatwa Ragunan bagi pengunjung pada malam hari, ada beberapa hal yang perlu dipastikan terlebih dahulu. Pertama, pengelola harus melakukan riset pasar untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat terhadap wacana ini.
“Kami ingin ketika taman tersebut akhirnya dibuka pada malam hari, pengunjungnya juga banyak. Karena sangat disayangkan apabila pengunjungnya nanti sedikit, padahal dari pihak pengelola sudah mengeluarkan banyak sumber daya dan tenaga,” ujar dia.
3. Minat tinggi masyarakat bisa menyumbang terhadap kas daerah

Saat ini pengelola Taman Margasatwa Ragunan juga sedang mencari tahu minat masyarakat saat melakukan wisata malam. Selain itu, pengelola juga perlu memastikan kesiapannya.
“Harus diketahui, apakah hewan-hewan yang ada memang bersifat nokturnal. Aspek ini jangan dilupakan karena wisata pada malam hari hanya masuk akal, apabila ada hewan-hewan nokturnal yang memang beraktivitas pada waktu itu, dan bisa dilihat oleh para pengunjung,” ujar dia.
“Ketika nanti minat dan masyarakat tinggi dan bisa memadati Taman Margasatwanya, itu bisa menyumbang terhadap kas daerah juga. Tapi kalau pelaksanaannya nanti tidak optimal, maka dikhawatirkan akan menjadi beban terhadap anggaran DKI yang sekarang perlu dihemat dan dipakai sebaik mungkin,” imbuh Wahyudi.