Peru Laporkan Kematian Pertama Kasus Flurona, Gabungan Flu dan Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Kementerian Kesehatan Peru melaporkan kematian pertama kasus flurona pada Kamis (6/1/2022). Flurona merenggut nyawa pasien berusia 87 tahun dengan penyakit bawaan dan belum divaksinasi COVID-19.
Menurut Cesar Munayco, peneliti dari Pusat Nasional untuk Epidemiologi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, kematian itu merupakan satu dari tiga kasus flurona yang terdeteksi di kawasan Amazonas, Peru Utara.
Dua kasus lainnya adalah satu anak dan pasien berusia 50 tahun yang telah divaksinasi lengkap, dikutip dari ANTARA.
1. Vaksin sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko kematian
Flurona merupakan infeksi gabungan antara flu dan virus corona. Umumnya, gejala yang dirasakan penderita flurona adalah batuk, sakit tenggorokan dan gejala lainnya.
Munayco mendesak masyarakat agar segera menerima vaksin COVID-19 dan influenza. Sebab, dua vaksin tersebut terbukti efektif mengurangi risiko kematian.
"Penting untuk mempertimbangkan ini, sebab saat ini kami menghadapi wabah influenza H3N2 besar-besaran di wilayah hutan Peru, seperti (kawasan) Loreto, San Martin, Amazonas dan Ucayali," kata Munayco.
Baca Juga: WHO Ingatkan Supaya Varian Omicron Tidak Dianggap Sepele
2. Situasi pandemik terkini di Peru
Peru sedang menghadapi gelombang ketiga pandemik COVID-19. Lonjakan infeksi dipicu varian Omicron yang sudah terdeteksi sejak Desember 2021.
Pada Kamis (6/1/2022), terjadi penambahan infeksi sebanyak 11.174 kasus, tercatat sebagai penambahan tertinggi sejak pertengahan April 2021, dilaporkan Worldometer.
Selama pandemik, otoritas kesehatan telah melaporkan 2,3 juta kasus infeksi dengan 202 ribu kematian.
3. WHO sebut virus flu dan corona berbeda
World Health Organization (WHO), pada konferensi pers mingguannya, angkat bicara soal flurona.
Menurut Manajer Insiden WHO, Abdi Mahamud, kedua penyakit itu berasal dari virus yang berbeda sehingga sangat kecil risiko keduanya bersatu dan membentuk virus baru.
Baca Juga: WHO: Omicron Picu Gejala Ringan, Tidak Sampai Merusak Paru-Paru