Wamenkes Akan Telusuri dan Tegur RS yang Tolak Warga Baduy Berobat

- Wamenkes akan berikan teguran Dante akan memberikan teguran pada rumah sakit agar kasus ini tidak terulang lagi. Kadang-kadang pegawai administrasi juga terkendala masalah sistem.
- Repan jadi korban begal Warga Baduy Dalam, Repan, menjadi korban begal dan terluka saat berjualan madu di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ia ditolak di rumah sakit karena tak punya KTP.
- Hanya sebatas diikat di RS Nello membawa Repan ke klinik terdekat setelah ditolak di rumah sakit. Repan mengatakan bahwa tangannya hanya sebatas diikat tanpa penanganan medis lebih lanjut.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI, Dante Saksono Harbuwono akan menelusuri kasus Warga Baduy Dalam, Repan yang menjadi korban begal dan ditolak di rumah sakit karena tidak membawa KTP.
"Sebenarnya, kesehatan itu hak semua masyarakat di Indonesia tanpa atau dengan NIK (Nomor Induk KTP). Ini soal administrasi yang saya dengar itu nanti akan kita perbaiki. Nanti akan kita telusuri ya supaya mendapatkan pengobatan yang benar," ucap Dante di di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025).
1. Wamenkes akan berikan teguran

Dante akan memberikan teguran pada rumah sakit agar kasus ini tidak terulang lagi. Meski demikian, Dante mengakui bahwa kadang rumah sakit bekerja secara sistem.
"Kadang-kadang pegawai administrasi ini juga terkendala masalah sistem. Tapi yang paling penting adalah kesehatan ini hak semua orang, tanpa NIK maupun dengan NIK," katanya.
2. Repan jadi korban begal

Warga Baduy Dalam, Repan, menjadi korban begal dan terluka saat berjualan madu di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Usai menjadi korban begal, ia sempat mendatangi sebuah rumah sakit yang ada di sekitar lokasi kejadian, tetapi ditolak karena tak punya KTP.
Repan pun langsung pergi ke rumah pelanggan madunya yang bernama Johan Chandra atau dikenal Nello di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, sambil menahan sakit lukanya.
Nello mengatakan Repan datang pada Senin, 27 Oktober 2025 pagi, didampingi sekuriti kompleks. Repan datang dengan raut wajah ketakutan dan kebingungan. Tangan kirinya diperban.
Repan lalu menceritakan kejadian yang dialaminya, dan meminta tolong kepada Nello, agar menghubungi keluarganya yang ada di Baduy.
"Dia ketakutan, kebingungan, terus kemudian minta tolong untuk diteleponkan saudaranya yang di Baduy," kata Nello.
3. Hanya sebatas diikat di RS

Beberapa tahun silam, Nello pernah ke Baduy dan masih menyimpan kontak orang Baduy yang dikenalinya. Nello berupaya menghubungi orang Baduy itu tapi sempat tak direspons. Nello kemudian mengajak Repan ke klinik terdekat dari rumahnya.
"Dia (Repan) selalu info kalau kesakitan di tangannya 'sakit, sakit, sakit' gitu kan, terus akhirnya saya bilang 'Pan, ini kan sudah dirawat di rumah sakit' terus kemudian dia bilang 'Iya, tapi cuma hanya sebatas diikat aja, tidak dijahit atau tidak diapa-apain sama sekali'," kata Nello


















