Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wamenlu Beberkan 3 Elemen Utama untuk Atasi Dampak COVID-19

(Wakil Menlu Mahendra Siregar) IDN Times/Teatrika Handiko Putri
(Wakil Menlu Mahendra Siregar) IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menekankan pentingnya ekonomi inklusif, perluasan digitalisasi, dan ekonomi berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dari kehadiran pandemik COVID-19.

Hal itu disampaikan Mahendra saat menghadiri Debat Umum Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-15 United Nations Conference on Trade Development (UNCTAD) pada hari ini, Rabu (6/10/2021). 

“Ekonomi yang inklusif, perluasan digitalisasi, dan ekonomi berkelanjutan sangat relevan untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-19,” ujar Mahendra dalam sesi tersebut.

1. Indonesia ajak anggota UNCTAD fokus ke elemen utama untuk atasi dampak COVID-19

Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Menurut kementerian luar negeri, KTM ke-15 UNCTAD yang digelar pada 4-7 Oktober 2021 berlangsung secara hybrid dengan lokasi pertemuan fisik secara terbatas di Jenewa, Swiss dan Georgetown, Barbados. Kegiatan ini mengusung tema “From Inequality and Vulnerability to Prosperity for All" dan diikuti oleh 195 negara anggota UNCTAD.

Pada sesi debat umum ini, Mahendra mengajak seluruh anggota UNCTAD untuk mengarahkan perhatian kepada tiga elemen utama untuk mengatasi dampak COVID-19.

“Pertama, pembangunan ekonomi yang inklusif dengan mengembangkan ekonomi kreatif,” katanya.

Mahendra menyebut pengembangan ekonomi kreatif dapat membantu negara-negara untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan juga membantu proses transformasi ekonomi negara-negara.

Ia juga mengatakan bahwa UMKM, perempuan dan pemuda harus diberdayakan untuk memaksimalkan manfaat peluang-peluang yang diciptakan oleh kreatif ekonomi. Apalagi hal ini bertepatan dengan momentum tahun 2021 yang ditetapkan sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif Untuk Pembangunan Berkelanjutan.

2. Fokus pada perluasan digitalisasi

Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sementara itu, hal kedua yang perlu dilakukan yakni memberikan dukungan terhadap perluasan digitalisasi. Mahendra mengatakan dari pandemi ini, salah satu pelajaran berharga yang dapat diambil adalah bahwa kegiatan bisnis dapat bertahan dari keterpurukan ekonomi apabila dapat beradaptasi dan menggunakan ekonomi digital sebagai sarana memasarkan produk dan memperluas jangkauan konsumen.

Oleh sebab itu, perlu perhatian khusus untuk menjembatani keseimbangan digital antar negara dan antar wilayah dalam suatu negara dengan harga yang terjangkau dan akses terhadap infrastruktur digital yang dapat diandalkan, khususnya di negara berkembang.

“Ketiga, transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.

Mahendra menyebut pemerintah perlu memperkuat kebijakan perdagangan dan investasi untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan iklim dan lingkungan dari Agenda 2030, dan tekankan tindakan yang lebih konkret dan terkoordinasi, sesuai dengan prinsip Common but Differentiated Responsibilities (CBDR) dan kemampuan masing-masing masing negara.

3. Pentingnya membangun kepercayaan terkait isu lingkungan

Ilustrasi perubahan iklim (Unsplash/Ciprian Morar)
Ilustrasi perubahan iklim (Unsplash/Ciprian Morar)

Dalam kesempatan itu, Mahendra juga menekankan pentingnya membangun kepercayaan untuk memastikan bahwa isu lingkungan tidak dipergunakan sebagai hambatan perdagangan. Selain itu, ia juga menekankan bahwa ekonomi berkelanjutan tidak akan tercapai ketika negara-negara berjuang untuk membayar utang yang meningkat akibat pandemik.

“Dukungan UNCTAD untuk negara berkembang mutlak diperlukan, mari bekerja sama sehingga hasil pertemuan UNCTAD ke-15 ini dapat membantu anggotanya mewujudkan dunia yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk masa depan bersama,” ujar Wamenlu Mahendra.

Rangkaian kegiatan KTM ke-15 UNCTAD akan dilanjutkan dengan kegiatan Ministerial Round Table pada 6 sampai 7 Oktober 2021 dengan bahasan pokok Scaling up financing for development; Reshaping global and regional value chains; Regional integration for a resilient, inclusive and sustainable future; Harnessing frontier technologies for shared prosperity; Supporting productive transformation for greater resilience in a post-pandemic world.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us