Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warung Pecel Lele di Kamboja Terkait Judi Online? Ini Kata Cak Imin

Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar dan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, Kamis (28/11/2024). (IDN Times/Lia Hutasoit)
Pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar dan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, Kamis (28/11/2024). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta IDN Times - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyoroti isu dan narasi yang berisi soal adanya sejumlah kedai makanan khas Indonesia, seperti warung pecel lele di Kamboja.

Narasi yang beredar di media sosial itu menyebutkan warung makan khas Indonesia itu berkenaan dengan judi online.

“Nah, memang benar ada yang jualan pecel lele, ada yang bikin soto lamongan, ada yang men-support dalam sistem proses kerja di sana itu. Nah, kita sedang cari jalan agar di dalam koordinasi saya kan pekerjaan migran yang di sana. Jangan sampai jadi korban. Itu aja tugas saya," kata Cak Imin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

1. Satu hari di kedutaan ada lima kasus

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Cak Imin mengaku senang di Kamboja ada sekitar 100 ribu orang Indonesia yang bekerja. Dia juga tidak menampik kedutaan Indonesia di Kamboja kerap mendapat laporan kasus setiap harinya.

"Nah, soal Kamboja memang saya menyaksikan sendiri. Jadi saya cek sana. Ada keluarga kita sekitar 100 ribu orang Indonesia yang bekerja di Kamboja. Di satu hari kedutaan kita kedatangan problematika sekitar lima kasus setiap hari," kata dia.

2. Jangan dampai ada pekerja jadi korban di sana

Ilustrasi judi online (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Ilustrasi judi online (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Cak Imin menekankan pentingnya edukasi dan literasi bagi pekerja migran untuk mengurangi risiko eksploitasi, terutama terkait ancaman kemiskinan baru.

Guna mencegah eksploitasi, dia mendorong kerja sama lintas negara. Dia berharap upaya ini dapat meminimalkan risiko pekerja Indonesia menjadi korban sekaligus melindungi mereka dari dampak negatif hubungan kerja yang tidak sehat.

"Tapi wilayah saya adalah jangan sampai pekerja kita yang bekerja di sana jadi korban. Karena saya mendapatkan begitu banyak orang takut dan khawatir korban-korban ini menjadi isu besar. Meskipun banyak yang viral-viral itu ternyata tidak benar adanya setelah saya cek. Ternyata konflik sesama orang kita di sana," kata Cak Imin.

3. Viral banyaknya warung pecel lele di Kamboja

Viral warung pecel lele di Kamboja (x.com/_n0t4lfiaccount)
Viral warung pecel lele di Kamboja (x.com/_n0t4lfiaccount)

Cak Imin menyoroti adanya pekerja yang bekerja di sektor informal, seperti menjual makanan khas Indonesia. Namun, dia juga mengingatkan tentang kerugian besar akibat aktivitas ilegal seperti judi online.

“Bayangkan ratusan triliun mengalir ke negara lain, korbannya warga kita sendiri. Ini sangat menyedihkan,” katanya.

Belakangan, banyak warganet yang menyoroti adanya sejumlah kedai makanan khas Indonesia, seperti warung pecel lele di Kamboja yang terlihat juga di Google Maps. Warganet curiga hal ini berkaitan dengan Warga Negara Indonesia (WNI) di bisnis judi online.

Fenomena viral lewat unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), di mana akun @_n0t4lfiaccount yang menujukkan tangkapan layar Google Maps dengan banyaknya warung makan Indonesia di kawasan Bavet, Kamboja. Beberapa nama warung di antaranya adalah Pecel Lele Srikandi, Arena Angkringan, bahkan ada Gultik Blok M.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Rochmanudin Wijaya
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us