Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTT

117 orang meninggal dunia, 76 lainnya hilang #PrayForNTT

Yogyakarta, IDN Times - Bencana banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) dini hari. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada akan potensi cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja.

"Dampak dari siklon tropis Seroja ini sangat besar sekali, karena hampir seluruh kebupaten yang ada di NTT ini terdampak. Tapi ekskalasinya ada yang ringan, sedang dan berat," kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi dalam konferensi pers virtual pada Senin (5/4/2021) malam.

Berikut adalah empat fakta yang dihimpun IDN Times terkait bencana yang melanda NTT.

Baca Juga: Dampak Bencana, Beberapa Wilayah di NTT Terisolasi

1. 117 orang meninggal, 76 lainnya masih dinyatakan hilang, ribuan orang terdampak

Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTTIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan, sampai saat ini korban meninggal dunia sebanyak 117 orang dan 76 orang masih hilang, akibat banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Keseluruhan jasad yang sudah ditemukan ada 117 orang, yang hilang 76 orang," ujar Doni dalam konferensi pers virtual, Selasa, 6 April 2021 malam.

Bencana banjir ini melanda beberapa wilayah di NTT. BNPB mencatat ada sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terkena banjir. Kesembilan desa tersebut, yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi di Kecamatan Ile Boleng; Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang  di Kecamatan Adonara Timur; Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulu Mado; dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa di Kecamatan Adonara Barat.

2. Selain banjir, terjadi longsor, pohon tumbang dan lahar dingin

Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTTSejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021) (ANTARA FOTO/HO/Dok BPBD Flores Timur)

Cuaca ekstrem yang terjadi tak hanya menyebabkan banjir besar yang melanda beberapa wilayah. Melainkan juga mengakibatkan tanah longsor, pohon tumbang dan lahar dingin.

Di Kupang, pepohonan di sejumlah ruas jalan tumbang pada Senin (5/4/2021) siang. Warga setempat sempat berupaya memotong sejumlah pohon yang melintang di ruas jalan menggunakan peralatan seadanya.

Sementara itu, banjir lahan dingin terjadi di Kabupaten Lembata, NTT pada Minggu (4/4/2021). Lahar dingin tersebut disebut berasal dari Gunung Ile Lewotolok, Kecamatan Ile Ape.

Dilansir dari ANTARA, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Lembata, Siprianus Meru mengatakan korban meninggal dari lahar dingin yang telah ditemukan ada 11 orang. Menurutnya, pada Minggu siang berhasil menemukan enam orang, kemudian pada sore harinya ditemukan lima orang.

Baca Juga: Jokowi: Percepat Evakuasi dan Pencarian Korban Bencana NTT!

3. Badai tropis Seroja disebut tidak lazim, diduga karena efek pemanasan global

Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTTSejumlah rumah tertutup lumpur pascabanjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021) (ANTARA FOTO/HO/BPBD Flores Timur)

Salah satu faktor terjadinya cuaca ekstrem adalah munculnya badai tropis Seroja yang tumbuh sebagai bibit badai tropis 99S pada Jumat (2/4/2021) di Laut Sawu, NTT. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan kondisi siklon tropis Seroja yang terjadi di NTT tidak umum. Sebab menurut dia, sebelumnya tidak pernah terjadi siklon masuk ke daratan.

"Seroja ini, baru yang pertama kali benar-benar dahsyat, karena masuk sampai ke daratan. Ini yang tidak lazim," kata Dwikorita dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).

Dwikorita menjelaskan, kondisi yang tidak lazim itu diduga karena efek pemanasan global. Ia mengatakan, semakin panasnya suhu muka air laut, maka laut akan menyerap karbondioksida atau CO2.

"Itu adalah dampak dari gas rumah kaca, bisa dirunut ke sana. Ini baru hipotesis ya. Tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming," kata dia.

4. Mensos pastikan korban dapat santunan

Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTTMenteri Sosial Tri Rismaharini (Dok. Kemensos)

Tri Rismaharini, Menteri Sosial memastikan pemerintah akan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dan luka-luka akibat bencana banjir yang melanda NTT. 

Ia mengatakan Kementerian Sosial akan memberikan santunan sebesar Rp15 juta untuk keluarga korban yang meninggal dunia. Sementara pemerintah juga akan memberikan santunan sebesar Rp5 juta bagi korban luka-luka.

Bantuan tersebut akan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Menurutnya, saat ini Kementerian Sosial sudah mengirim bantuan logistik ke beberapa wilayah di NTT, seperti Adonara, Lembata, Bima dan Pulau Alor.

Baca Juga: Kemensos Berikan Santunan Rp15 Juta Korban Meninggal di NTT

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya