Satelit SATRIA-1 Mengorbit, Jokowi: Untuk Pemerataan Infrastruktur

SATRIA-1 meluncur Senin, 19 Juni 2023, pukul 05.21 WIB

Jakarta, IDN Times - Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 resmi diluncurkan pada hari ini, Senin (19/6/2023), pukul 05.21 WIB atau Minggu (18/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat. Satria-1 sukses mengangkasa menuju target orbit 146 derajat Bujur Timur.

Melalui jejaring media sosial Twitter pribadinya, Jokowi menjelaskan, SATRIA-1 meluncur dengan roket Falcon 9 milik SpaceX.

"Satelit Republik Indonesia 1 meluncur ke angkasa pukul 05:21 WIB atau hari Minggu pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat, dengan roket Falcon 9 milik SpaceX," kata dia, Senin (19/9/2023).

1. SATRIA-1 sebagai pemerataan infrastruktur

Satelit SATRIA-1 Mengorbit, Jokowi: Untuk Pemerataan InfrastrukturSatelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 resmi diluncurkan pada hari ini, Senin (19/6/2023), pukul 5.21 WIB atau Minggu (18/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat (twitter.com/jokowi)

Jokowi menuturkan, SATRIA-1 mengorbit tepat di atas Pulau Papua. Satelit terbesar milik Indonesia itu sebagai upaya pemerataan Infrastruktur digital.

"Menempati orbit 146°BT di atas Papua, Satria-1 untuk pemerataan infrastruktur digital di pusat layanan publik kita," tutur dia.

Baca Juga: Mahfud Ucapkan Selamat Satelit SATRIA-1 Sukses ke Angkasa dari Florida

2. Mahfud ucapkan selamat satelit SATRIA-1 sukses ke angkasa dari Florida

Satelit SATRIA-1 Mengorbit, Jokowi: Untuk Pemerataan InfrastrukturMenteri Koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, Mahfud MD (www.instagram.com/@mahfudmd)

Plt Menteri Komunikasi dan Informatika, Mahfud MD mengucap rasa syukur karena Satelit Republik Indonesia 1 atau SATRIA-1 berhasil mengangkasa pada Senin (19/6/2023) sekitar pukul 05.21 WIB atau Minggu kemarin dari Florida, Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa SATRIA-1 merupakan satelit internet pertama milik Indonesia. Diluncurkan dengan menggunakan roket Falcon-9 milik Space X.

Di dalam keterangannya, Mahfud juga menyebut bahwa fungsi SATRIA-1 diluncurkan untuk meratakan akses internet. "Terutama untuk keperluan pendidikan, kesehatan, layanan publik untuk masyarakat, untuk TNI, Polri di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil," kata Mahfud seperti dikutip dari akun media sosialnya pada pagi ini.

Sementara, menurut Plt Direktur Utama Bakti Kementerian Kominfo, Arief Tri Hardiyanto, satelit itu kini sedang bergerak untuk menempati slot orbitnya yakni 146 derajat BT. Posisinya tepat berada di atas langit Papua.

"Semoga seluruh tahapan berjalan lancar hingga nanti bisa menempati orbit pada bulan November 2023," ungkap Arief seperti dikutip dari keterangan tertulis pada hari ini.

3. Peluncuran SATRIA-1 tidak ada hubungannya dengan dugaan korupsi proyek BTS 4G

Satelit SATRIA-1 Mengorbit, Jokowi: Untuk Pemerataan InfrastrukturSatelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 resmi diluncurkan pada hari ini, Senin (19/6/2023), pukul 5.21 WIB atau Minggu (18/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida, Amerika Serikat (twitter.com/jokowi)

Lebih lanjut, di dalam keterangannya, Mahfud menyebut peluncuran Satelit SATRIA-1 tetap memberikan dampak yang baik bagi publik di Tanah Air. Sempat muncul informasi bahwa peluncuran Satelit SATRIA-1 sia-sia belaka lantaran proyek BTS 4G dikorupsi.

"Saya tegaskan, ini tidak ada hubungannya dengan kasus (korupsi) tower BTS (Base Transceiver Station) 4G karena ini merupakan proyek tersendiri untuk memberikan layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terpencil," kata dia.

Sementara, setelah proses peluncuran, satelit Indonesia ini akan dipantau oleh Thales Alenia Space untuk memastikan seluruh perangkat bisa berfungsi dengan baik.

"Mudah-mudahan semua perangkat yang ada di Satria-1 dapat bekerja dengan baik solar cell dan antenanya. Dan, bisa terkendali dari stasiun Bumi," ungkap Plt Direktur Utama Bakti Kementerian Kominfo, Arief Tri Hardiyanto.

Satelit SATRIA-1 dibekali teknologi teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) yang memiliki total kapasitas transmisi 150 Gbps dengan menggunakan frekuensi Ka-Band.

Bila satelit SATRIA-1 nantinya mengangkasa, maka dapat menjangkau 150 ribu titik layanan. Jika dirinci per wilayah, ada 54.400 titik di Sumatra, 19.300 di Kalimantan, 23.900 titik di Sulawesi, 18.500 di Papua dan Maluku, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, serta 19.400 titik di Pulau Jawa.

Semua titik ini akan menyasar ke sektor layanan publik. Dari jenis peruntukannya, 93.400 titik ditujukan bagi sekolah, 3.700 titik layanan kesehatan, 3.900 sektor polhukam, dan 47.900 titik kantor daerah.

Baca Juga: SATRIA-1 Meluncur ke Orbit 146°BT Tepat di Atas Pulau Papua

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya