Zulhas Tegaskan Dua Minggu ke Depan Akan Ada Titik Terang Nasib KIB

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menanggapi isu soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang disebut mengalami keretakan.
Isu itu berhembus karena PPP dan Golkar dikabarkan berbeda dalam arah dukungan bakal calon presiden (bacapres).
1. KIB masih berproses

Terkait isu tersebut, pria yang akrab dipanggil Zulhas itu menegaskan hingga saat ini pihaknya masih berproses. Dia memastikan, bagaimana nasib KIB akan dibicarakan dalam waktu dua minggu ke depan.
"Mengenai koalisi sekarang berproses. Memang, saya tidak suka bicara dan tidak suka pertemuan-pertemuan yang dipublikasikan sampai waktunya jelas," kata Zulhas saat ditemui di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/5/2023).
"Mudah-mudahan dua minggu ini, saya kira, sudah ada titik terang," sambung dia.
2. Zulhas klaim KIB masih solid

Zulhas menegaskan, KIB masih solid, meski PPP telah memutuskan bekerja sama dengan PDI Perjuangan (PDIP). PPP juga sudah deklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
Di sisi lain, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga terlibat dala wacana pembentukan Koalisi Besar bersama Gerindra dan PKB.
Dia lantas menyebut, pertemuan PAN dengan parpol di KIB sering digelar, namun tidak dipublikasikan ke masyarakat.
"Pertemuan tidak semuanya diketahui teman-teman media. (Dinamika politik) terus berproses dan hari-hari ini memang lebih intens," imbuh dia.
3. Golkar sebut pencapresan Ganjar berdampak ke pembentukan Koalisi Besar

Sebagaimana diketahui, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kini sedang menghadapi ujian berat. Sebab, paska Ganjar Pranowo diumumkan sebagai capres oleh PDI Perjuangan pada 21 April 2023 lalu, partai berlambang beringin hijau itu terancam ditinggal oleh dua parpol di KIB.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Rabu (26/4/2023) resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah itu sebagai capres di Pemilu 2024. Plt Ketum PPP, Mardiono bahkan memberikan sinyal segera merapat ke PDI Perjuangan.
Sedangkan, Partai Amanat Nasional (PAN) sudah pernah menyampaikan di rakornas Semarang bahwa mereka mengusung pasangan Ganjar-Erick Thohir. Ketum PAN, Zulkifli Hasan pun pernah memberikan sinyal mereka siap bekerja sama dengan parpol manapun termasuk PDIP.
Kini tersisa Golkar yang masih bersikukuh mengajukan sang ketum, Airlangga Hartarto sebagai capres di Pemilu 2024. Maka, tak heran banyak yang memprediksi nasib KIB segera berakhir paska Ganjar diusung jadi capres oleh PDIP.
Juru bicara Partai Golkar, Tantowi Yahya puan tak menampik bila mereka tengah menghadapi ujian berat. "Harus diakui paska pencapresan Ganjar Pranowo oleh PDIP terjadi eskalasi politik. Artinya, dinamikanya menjadi tinggi. Paska pencapresan tersebut, berdampak kepada beberapa koalisi yang ada, termasuk di antaranya Koalisi Besar yang digagas oleh Pak Airlangga yang melibatkan lima partai politik," ungkap Tantowi melalui pesan suara kepada IDN Times pada Rabu malam.
Lebih lanjut, Tantowi pun tak menampik bahwa PAN bakal mengekor sikap PPP yang mendeklarasikan capresnya. "Dengan telah ditetapkannya Pak Ganjar sebagai capres dari PPP dan mungkin juga oleh PAN dalam waktu dekat ya tujuan dari kami bersama untuk membangun platform perjuangan yang nanti pastinya berujung kepada penetapan capres-cawapres yang akan diambil dari kelima parpol tersebut menjadi terganggu," tutur dia.
Meski begitu Partai Golkar, kata Tantowi, sudah mengantisipasi kemungkinan lepasnya dua partai politik itu dari KIB. "Sikap PAN dan PPP yang bisa saja bermuara pada lepasnya mereka dari koalisi adalah tantangan yang sudah diantisipasi," kata pria yang pernah menjadi anggota komisi I DPR itu.