1.000 Lebih Dokter-Perawat di Gaza Tewas imbas Serangan Israel

Jakarta, IDN Times - Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa lebih dari 1.000 dokter dan perawat telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak tahun lalu.
"Lebih dari 310 personel medis lainnya, disiksa, dan dieksekusi di penjara.Tentara Israel juga mencegah masuknya pasokan medis, delegasi kesehatan, dan ratusan ahli bedah ke Gaza," kata kantor media tersebut pada Minggu (24/11/2024), dikutip dari Anadolu Agency.
Kantor tersebut juga menuduh tentara Israel secara sistematis menargetkan rumah sakit sebagai bagian dari rencana untuk melemahkan sistem perawatan kesehatan di Gaza.
1. Baru-baru ini Israel menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya
Disebutkan, rumah sakit telah menjadi target bagi tentara Israel yang mengebom, mengepung, dan menyerbunya. Alhasil, menewaskan dokter dan perawat, serta melukai yang lain setelah secara langsung menargetkan mereka.
Pasukan Israel juga melancarkan serangan baru menggunakan pesawat tak berawak terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Gaza utara pada Sabtu (23/11/2024), yang mengakibatkan 12 orang terluka termasuk dokter, perawat, dan staf administrasi. Korban luka juga termasuk direktur rumah sakit tersebut, Hussam Abu Safiya.
Pasukan Israel telah berulang kali menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan dan merusak generator listrik, tangki bahan bakar, stasiun oksigen utama, dan jaringan air.
2. Israel menggunakan senjata jenis baru di Gaza utara
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan memperbarui permohonan untuk intervensi global, dengan mengatakan bahwa fasilitas tersebut telah berada di bawah serangan Israel selama lebih dari tujuh hari berturut-turut.
Safiya juga menuduh pasukan Israel menggunakan bom yang berisi pecahan-pecahan kecil yang hampir tak terlihat oleh mata. Proyektil-proyektil tersebut menembus tubuh para pekerja kesehatan yang menyebabkan pendarahan hebat dan kerusakan pada organ-organ dalam.
"Setelah kegagalan tentara penjajah untuk mengevakuasi wilayah utara, mereka kini mulai menargetkan langsung sistem perawatan kesehatan kami," ujarnya.
"Ini termasuk serangan terhadap bagian resepsionis rumah sakit, unit gawat darurat, dan fasilitas rumah sakit lainnya," sambungnya, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, militer Israel menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya serangan di area Rumah Sakit Kamal Adwan, setelah peninjauan awal terhadap situasi tersebut.
3. Genosida Israel di Gaza telah membunuh 44.211 warga Palestina
Abu Safiya menyerukan pembebasan segera terhadap puluhan staf medis yang ditahan oleh pasukan Israel pada akhir Oktober. Safiya menuturkan bahwa mereka ditahan secara brutal, dihina, diseret dengan cara tidak manusiawi.
Ia juga mengatakan pihaknya belum memiliki informasi tentang keberadaan atau kesejahteraan para staf medis yang ditahan. Safiya menyerukan kepada dunia untuk segera turun tangan, guna memastikan nasib rekan-rekannya yang ditangkap dan segera membebaskan mereka.
Militer Israel memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat di Gaza utara bulan lalu. Pihaknya berdalih untuk menghentikan pejuang Hamas melancarkan lebih banyak serangan dan berkumpul kembali di daerah tersebut.
Genosida Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 44.211 warga Palestina dan melukai 104.567 orang sejak 7 Oktober 2023. Sementara, diperikirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu dengan lebih dari 200 orang ditawan.