15 Orang Tewas dan 113 Lainnya Hilang akibat Tanah Longsor di Uganda

- Setidaknya 15 orang tewas dan lebih dari 113 hilang akibat tanah longsor di Uganda timur.
- 40 rumah tertimbun, 19 terluka, dan ekskavator dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan.
- Pemerintah berniat merelokasi warga dari kawasan rawan longsor karena hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor di beberapa daerah.
Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 113 lainnya hilang akibat tanah longsor yang melanda beberapa desa di Uganda timur pada Rabu (27/11/2024).
Bencana yang dipicu oleh hujan lebat ini terjadi di distrik Bulambuli, sekitar 300 km dari ibu kota Kampala. Palang Merah Uganda melaporkan bahwa sedikitnya 40 rumah tertimbun longsor, sementara yang lainnya rusak sebagian.
“Ada 15 orang yang tewas dan kekhawatirannya adalah masih banyak lagi jenazah yang masih terkubur,” kata Charles Odongtho, juru bicara Kantor Perdana Menteri (OPM) yang menanggapi operasi tanggap bencana, dilansir dari Reuters.
“Kami terkejut bahwa kejadian ini sangat menghancurkan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa semua jembatan di daerah itu telah tersapu air dan jalan-jalan terendam banjir.
1. Semua korban hilang diyakini tewas
Perdana Menteri Robinah Nabbanja mengatakan bahwa mereka yakin semua orang yang dinyatakan hilang telah tewas dalam bencana itu.
“Kami berusaha menggali jenazah orang-orang yang hilang tersebut,” katanya, seraya menambahkan bahwa sedikitnya 19 orang terluka, dengan 2 di antaranya dalam kondisi kritis.
Komisaris distrik, Faheera Mpalanyi, pada Kamis (28/11/2024) pagi, melaporkan bahwa 6 jenazah, termasuk seorang bayi, telah ditemukan di desa Masugu.
“Mengingat kehancuran dan besarnya wilayah yang terkena dampak dan berdasarkan apa yang disampaikan oleh keluarga korban kepada kami, beberapa orang hilang dan mungkin terkubur di dalam puing-puing,” tambahnya.
2. Operasi penyelamatan terkendala akibat cuaca dan kondisi jalan
Dilansir Associated Press, pejabat setempat mengatakan bahwa sebuah ekskavator akan didatangkan untuk membantu upaya penyelamatan, namun hujan masih turun dan jalan-jalan tertutup lumpur. Area yang terdampak longsor mencakup sekitar 50 hektar, meliputi permukiman dan lahan pertanian yang terletak di lereng bukit.
Anggota parlemen Kabupaten Bulambuli, Irene Muloni, mengungkapkan bahwa pemerintah berniat merelokasi warga dari kawasan rawan longsor.
“Air terjun ada dimana-mana, dan curah hujan sangat berlebihan. Segera evakuasi semua orang,” katanya, mendesak semua orang untuk mencari perlindungan di tempat yang aman.
Kantor perdana menteri telah mengeluarkan peringatan bencana pada Rabu, yang menyatakan bahwa hujan lebat di seluruh negeri telah memutuskan jalan-jalan utama. Dua perahu penyelamat terbalik pada hari itu, saat menjalankan misi penyelamatan di Sungai Nil.
3. Uganda telah diguyur hujan lebat sejak Oktober 2024
Menurut Otoritas Jalan Nasional dan polisi Uganda, hujan lebat menyebabkan Sungai Nil meluap pada Selasa (26/11/2024), dan membanjiri jalan raya yang menghubungkan Kampala ke barat laut negara itu.
Hujan lebat telah melanda negara itu sejak bulan lalu, memicu banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Risiko bencana ini meningkat karena sebagian besar lereng gunung telah kehilangan hutan dan vegetasi alam akibat pembukaan lahan untuk pertanian.
Wilayah tempat terjadinya longsor pada Rabu juga pernah mengalami bencana serupa di masa lalu. Sedikitnya 80 orang tewas setelah material gunung menimbun permukiman warga pada 2010.