Eks Pejabat IDF Tidak Mempercayai Netanyahu soal Keamanan Israel

PM Netanyahu dinilai terlalu banyak blunder

Jakarta, IDN Times - Eks kepala intelijen militer Israel ((DF), Mayjen Tamir Hayman, mengatakan dia tidak lagi mempercayai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang masalah keamanan. Salah satu alasan hal itu adalah upaya Netanyahu untuk memecat Yoav Gallant sebagai menteri pertahanan, ungkapnya pada Minggu (9/4/2023).

Ada pula beberapa permasalahan ekonomi dan sosial Israel yang semakin buruk di bawah kepemimpinan Netanyahu. Belum lagi protes besar-besaran masyarakat Israel dalam sebulan terakhir, khususnya di Tel Aviv. 

Baca Juga: Kenapa Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan? 

1. Hayman heran mengapa PM Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Gallant

Hayman mengatakan dia tidak memiliki penjelasan logis untuk pemecatan Gallant yang diumumkan akhir bulan lalu. Hayman mengatakan langkah Netanyahu tidak bertanggung jawab dan tidak cerdas dan hanya meningkatkan ketidakstabilan internal.

“Saya tidak mempercayai penilaian keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu,” kata Hayman, dilansir The Times of Israel. Netanyahu dianggap “tidak melayani siapa pun, apalagi dia, dan terutama dalam situasi keamanan saat ini.

“Ketika saya mencoba menjelaskan kepada diri saya logika perilaku ini, dua kemungkinan muncul di benak saya: pertama, Netanyahu tidak lagi rasional, dan kemudian itu menjelaskan semuanya. Kedua, Netanyahu memiliki sesuatu yang sangat penting untuk dimajukan sehingga dia siap menanggung segalanya—termasuk rasa malu politik, ketidakstabilan internal, krisis ekonomi, dan memburuknya situasi keamanan," tambahnya. 

Baca Juga: Kenapa Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan? 

2. Menteri Pertahanan Israel Gallant belum menerima surat penghentian resmi

Eks Pejabat IDF Tidak Mempercayai Netanyahu soal Keamanan Israelbendera Israel (pixabay.com/edu_castro27)

Netanyahu akhirnya untuk sementara menghentikan desakan legislatif akhir Maret 2023 lalu setelah protes besar-besaran terkait pengumumannya bahwa dia akan mencopot Gallant dari posisinya sebagai menteri pertahanan. Gallant telah meminta untuk menghentikan perombakan dan mengizinkan pembicaraan tentang negosiasi di internal pemerintah. 

Gallant saat ini tetap menjadi menteri pertahanan karena belum menerima surat penghentian resmi. Gallant tetap memimpin respons keamanan Israel terhadap ketegangan yang meningkat di berbagai bidang.

Beberapa hari terakhir terlihat roket terbang dari Jalur Gaza, Lebanon, dan Suriah, yang ditanggapi Israel dengan serangan udara dan tembakan artileri. Israel juga mengalami konflik di Yerusalem dan Tepi Barat. 

Baca Juga: Imbas Kelakuan Menteri Netanyahu, Hubungan Israel-UEA Merenggang

3. Mossad diduga dibalik protes besar-besaran di Israel

Pemerintah Israel telah menolak klaim dokumen yang diduga bocor dari Pentagon bahwa para pemimpin dinas intelijen asingnya, Mossad, telah mendukung protes nasional terhadap usulan perombakan peradilan Israel.

The New York Times pada pekan lalu menerbitkan pernyataan bahwa kepemimpinan Mossad telah mendorong stafnya dan warga Israel untuk bergabung dalam protes massal. Surat kabar itu mengatakan bahwa meskipun dokumen yang bocor tampak asli, bukan berarti dokumen itu akurat.

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu bahwa laporan itu "bohong dan tanpa dasar apa pun".

"Mossad dan pejabat seniornya tidak mendorong personel agensi untuk bergabung dalam demonstrasi menentang pemerintah, demonstrasi politik, atau aktivitas politik apa pun," katanya, dilansir Al Jazeera.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya