Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Armenia Akan Hukum Presiden Nagorno-Karabakh karena Gerakkan Demo

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan (tengah). (twitter.com/NikolPashinyan)
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan (tengah). (twitter.com/NikolPashinyan)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan menyebut akan meringkus dan menghukum pemimpin Nagorno-Karabakh pada Jumat (14/6/2024). Mereka disebut telah menggerakkan para pengungsi dari Nagorno-Karabakh untuk melakukan demonstrasi di Yerevan. 

Dalam beberapa hari terakhir, Armenia terus dilanda gelombang demonstrasi akbar untuk menuntut mundurnya PM Pashinyan. Mereka menolak proses penyerahan empat desa di perbatasan kepada Azerbaijan sebagai langkah normalisasi hubungan dan penetapan perbatasan kedua negara. 

1. Pashinyan sebut pemimpin Nagorno-Karabakh sengaja tidak melawan

Pashinyan menuding eks Presiden Nagorno-Karabakh, Samvel Shahramanyan dan Menteri Luar Negeri Nagorno-Karabakh, Ruben Vardanyan yang mengakibatkan situasi saat ini di wilayahnya. Ia menganggap mereka sengaja tidak melawan Azerbaijan. 

Dilansir RFE/RL, kedua pemimpin itu memang menginginkan wilayah diduduki oleh Azerbaijan. Mereka juga sengaja membuat rakyat Armenia di Nagorno-Karabakh pergi ke Armenia untuk menggulingkan pemerintahan Pashinyan. 

"Mereka (Shahramanyan dan Vardanyan) adalah pemimpin pengecut dan berkhianat kepada rakyatnya sendiri," ucapnya dengan keras yang memicu kemarahan dari sejumlah anggota parlemen oposisi. 

"Kami sangat sabar dan toleran, tapi seharusnya tidak ada yang menganggap ini adalah sebuah kelemahan dari pemerintahan Armenia. Kemarin, saya berkesempatan berpidato di podium Parlemen Armenia. Saya berharap seluruh publik menerima pesan saya dengan baik," terangnya. 

2. Shahramanyan sebut tidak ada yang membantu dalam menghadapi Azerbaijan

Mendengar kritik dari Pashinyan, Shahramanyan menampik seluruh tudingan tersebut. Ia menyebut bahwa Nargorno-Karabakh (Artsakh) sendiri dalam melawan pasukan Azerbaijan yang jumlahnya lebih banyak.

"Rakyat Artsakh sudah merasakan ini bukan hanya 2 jam, tapi selama 32 tahun. Setiap anak Artsakh mulai usia 7 tahun sudah melihat 3 perang berskala besar. Mengenai aksi terakhir Azerbaijan, saya sudah mengatakan bahwa kami menyadari bahwa kami sendiri dalam melawan Azerbaijan dengan perbandingan 12 banding 1," terangnya. 

Tak hanya menolak ucapan Pashinyan, ia juga mengkritisi polisi Armenia yang melakukan aksi kekerasan kepada demonstran di Yerevan. 

"Polisi Armenia melakukan aksi yang tidak diperlukan dalam membubarkan massa di Yerevan. Tak hanya warga Armenia, pengungsi dari Nagorno-Karabakh juga punya hak untuk berpartisipasi dalam demonstrasi damai karena kami percaya kami adalah warga Armenia," tambahnya.  

3. Azerbaijan dituding lakukan penyiksaan kepada Vardanyan

Tim hukum dari pemerintahan Nagorno-Karabakh sudah mengajukan surat kepada PBB terkait dengan dugaan penyiksaan kepada mantan pejabat di Nagorno-Karabakh, Ruben Vardanyan di Azerbaijan.

Dilaporkan Reuters, Vardanyan sudah ditangkap dan dipenjara dengan sejumlah pejabat tinggi Nagorno-Karabakh lainnya sejak September 2023. Ia diduga disiksa ketika melakukan aksi mogok makan pada April lalu. Saat ini, ia diduga berada di tahanan pra-peradilan di Baku. 

Vardanyan disebut dipaksa berdiri selama beberapa jam, tidak boleh minum air selama 2 hari dan tidak diperbolehkan mandi atau berganti pakaian. Ia pun disebut dilarang berkomunikasi dengan pengacara maupun keluarganya. 

Mendengar kabar penyiksaan kepada Vardanyan, otoritas Azerbaijan masih belum memberikan komentar apa pun.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us