AS Ancam Serang Aset Iran di Yaman, Dituding Bantu Houthi

- Serangan AS terhadap Houthi di Yaman meningkatkan ketegangan dengan Iran.
- Penasihat Keamanan AS, Mike Waltz, menyatakan target Iran di Yaman akan dihancurkan secara langsung.
- Serangan AS mendapat kecaman dari Kesultanan Oman dan kelompok hak asasi manusia DAWN.
Jakarta, IDN Times – Di tengah eskalasi konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, Washington berencana untuk menyerang berbagai fasilitas Iran di Yaman. Rencana itu merupakan peringatan kepada Iran untuk tak bermain api dengan AS.
Penasihat Keamanan AS, Mike Waltz, mengatakan bahwa target yang terbukti membantu Houthi akan dihancurkan oleh AS secara langsung.
”Target mencakup kapal-kapal Iran di dekat pantai Yaman yang diduga telah membantu Houthi mengumpulkan intelijen, pelatih militer Iran, dan hal-hal lain yang telah mereka lakukan untuk membantu Houthi menyerang ekonomi global," kata Waltz, dilansir The New Arab pada Senin (17/3/2025).
Peringatan Waltz muncul sehari setelah AS melancarkan serangan langsung terhadap Houthi di Laut Merah. Washington mendesak Teheran untuk menghentikan semua dukungan terhadap Houthi di Yaman.
Serangan AS terhadap Houthi pada Minggu telah menewaskan lebih dari 50 orang. Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat harga minyak meningkat dan mengganggu kestabilan di Timur Tengah.
1. Serangan AS menargetkan langsung pimpinan Houthi

Waltz mengungkap, serangan pada Minggu menewaskan para pemimpin Houthi. Ia mengatakan bahwa serangan kali ini jelas sangat berbeda dengan yang dilakukan di masa Presiden Joe Biden.
"Ini bukan serangan asal-asalan, bolak-balik, yang akhirnya terbukti sebagai serangan yang sia-sia. Ini adalah respons yang luar biasa yang benar-benar menargetkan banyak pemimpin Houthi dan menghabisi mereka," katanya, dilansir Anadolu Agency.
Waltz menambahkan bahwa inti serangan itu adalah membunuh pemimpin Houthi dan meminta pertanggungjawaban Iran.
Serangan itu terjadi saat Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa hujan neraka akan turun jika kelompok yang didukung Iran itu melanjutkan serangannya terhadap pengiriman di Laut Merah.
2. Dikecam oleh berbagai pihak

Serangan AS mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Kesultanan Oman misalnya, yang menyayangkan serangan itu. Kesultanan memperingatkan terkait konsekuensi regional dan kemanusiaan yang bisa timbul akibat serangan semacam itu.
"Eskalasi ini memperburuk penderitaan rakyat Yaman dan meningkatkan ketidakstabilan di kawasan tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Oman.
Kelompok hak asasi manusia DAWN turut mengutuk serangan tersebut. Organisasi itu menuduh Trump meningkatkan konflik di Yaman dan melanggar hukum internasional.
"Daripada mengutamakan AS, Trump sekali lagi melanjutkan kebijakan buruk selama beberapa dekade. Ia menggunakan sumber daya pembayar pajak AS untuk melayani kepentingan Israel dan semakin mengganggu stabilitas seluruh kawasan," katanya.
AS telah berjanji untuk terus menyerang Houthi, sampai aksi blokade di Laut Merah dihentikan.
3. Houthi lancarkan serangan balik

Pada Senin, seorang juru bicara Houthi mengatakan bahwa para pejuang telah meluncurkan 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak ke kapal induk USS Harry Truman dan kapal perang yang menyertainya. Serangan Houthi terbaru merupakan yang kedua dalam 24 jam terakhir.
”Serangan itu adalah balasan atas agresi AS yang terus berlanjut terhadap negara kami,” kata juru bicara Houthi, dilansir Al Jazeera.
Belum ada tanggapan dari pemerintah AS. Namun Komando Pusat AS mengunggah sebuah video di X yang mengatakan pasukannya melanjutkan operasi melawan Houthi yang didukung Iran.
Kantor berita SABA yang didukung Houthi melaporkan dua serangan udara baru pada Senin pagi di sekitar kota pelabuhan Hodeidah, sekitar 230 kilometer dari ibu kota Sanaa.
Houthi melancarkan kampanye yang menargetkan rute laut sibuk di lepas pantai Yaman saat Israel membombardir Gaza selama 18 bulan terakhir. Serangan tersebut telah mempengaruhi perdagangan global karena tertutupnya akses ke Terusan Suez di Laut Merah.