AS Ancam Tinggalkan Negosiasi Damai Rusia-Ukraina

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, mengancam akan meninggalkan proses perundingan damai Rusia-Ukraina jika kedua pihak tidak benar-benar ingin mengakhiri konflik.
"Kami butuh menyelesaikannya di sini sekarang dalam hitungan hari. Apakah ini dapat diselesaikan dalam jangka pendek? Karena jika tidak, kami akan pergi meninggalkan perundingan damai ini begitu saja," tutur Rubio pada Jumat (18/4/2025).
Presiden AS, Donald Trump, sempat marah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena mempertanyakan kredibilitas Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Ia menyebut pernyataan tersebut akan menunda persetujuan gencatan senjata di Ukraina.
1. Minta Rusia dan Ukraina segera setujui gencatan senjata
Rubio mengungkapkan bahwa semua pihak harus segera menentukan persetujuan gencatan senjata di Ukraina yang dapat dicapai secara realistis.
"Kami masih memiliki prioritas lain yang patut untuk dipikirkan. AS sudah membantu Ukraina dalam 3 tahun terakhir dan kami ingin mengakhirinya dan ini bukan perang kami," terangnya, dilansir dari The Moscow Times.
Ia menambahkan, dialog mengenai perdamaian di Ukraina dengan sejumlah pemimpin Eropa akan sangat membantu dan konstruktif.
"Kami berharap rekan kami di Eropa dapat terus membantu proses ini. Saya pikir Inggris, Prancis, dan Jerman dapat membantu kami untuk memindahkan 'bola' ini dan semakin mendekati ke arah resolusi damai," tambahnya.
2. Rusia klaim ada progres dari upaya negosiasi damai
Pada hari yang sama, Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengakui adanya progres dari dialog perdamaian di Ukraina. Namun, kontak mengenai negosiasi damai dengan AS cukup rumit dan tidak bisa dilakukan dengan cepat.
"Secara alamiah, topik ini bukan hal yang mudah. Rusia berkomitmen menyelesaikan konflik ini dan memastikan kepentingan kami dan ini membuka dialog. Kami akan melanjutkan ini. Kami percaya bahwa kami sudah berprogres untuk mengakhiri perang," ungkapnya, dikutip TVP World.
Ia menambahkan, sejumlah perkembangan sudah berhasil dicapai. Namun, masih ada permasalahan yang sulit dan perlu didiskusikan dalam beberapa waktu ke depan untuk mencapai kesepakatan.
Peskov mengungkapkan bahwa moratorium soal larangan serangan ke fasilitas energi masih berlaku dan sudah berjalan selama sebulan. Ia menyebut masih belum ada perubahan posisi Rusia dalam persetujuan ini.
3. Trump sebut Zelenskyy tak sepenuhnya bertanggung jawab atas perang di Ukraina

Trump mengatakan bahwa dia tidak menganggap Zelenskyy sepenuhnya bertanggung jawab atas invasi skala besar Rusia ke Ukraina. Namun, ia mengaku tidak senang dengan pecahnya perang di Ukraina.
"Saya tidak menganggap Zelenskyy bertanggung jawab, tapi saya juga tidak senang dengan fakta perang ini dimulai. Saya tidak menyalahkan dia, tapi apa yang ingin saya sampaikan adalah dia sudah melakukan tugasnya dengan baik," terangnya.
Sementara, Trump mengatakan bahwa persetujuan AS-Ukraina soal ekstraksi mineral langka di Ukraina akan tercapai pekan depan.
"Kami memiliki perjanjian mineral yang saya perkirakan akan ditandatangani pada Kamis pekan depan. Segera, saya pikir mereka akan menyetujui perjanjian itu," kata dia.