AS Batasi Informasi Terkait Operasi Militer Terhadap Houthi Yaman

Jakarta, IDN Times – Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Minggu (27/4/2025) bahwa pihaknya akan membatasi akses informasi atas operasi militernya terhadap Houthi di Yaman. Komando Pusat (CENTCOM) mempertimbangkan bahwa langkah ini untuk menjaga keamanan operasional dan mempersiapkan serangan yang mematikan terhadap kelompok tersebut.
”Kami sangat berhati-hati dalam pendekatan operasional kami, tetapi tidak akan mengungkapkan secara spesifik tentang apa yang telah kami lakukan atau apa yang akan kami lakukan," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan, dilansir Channel News Asia.
Presiden AS, Donald Trump, telah memerintahkan intensifikasi serangan terhadap Yaman bulan lalu. Ia berjanji untuk terus menyerang Houthi sampai dihentikannya aksi blokade di Laut Merah.
1. AS hantam 800 target di Yaman sejak Maret

Sejak bulan lalu, AS dilaporkan telah menyerang lebih dari 800 target di Yaman. Ratusan pejuang tewas, termasuk para petinggi Houthi.
"Serangan itu telah menghancurkan sejumlah fasilitas komando dan kontrol, sistem pertahanan udara, fasilitas produksi senjata canggih, dan lokasi penyimpanan senjata canggih,” kata CENTCOM di Timur Tengah, dilansir France24.
CENTCOM menambahkan bahwa serangan intens telah menurunkan akurasi serangan Houthi. Peluncuran rudal balistik telah turun hingga 69 persen dan serangan drone juga turun hingga 55 persen.
2. Houthi hancurkan banyak drone serang AS

Perang di Yaman tampaknya jauh lebih sulit bagi AS. Sejak 31 Maret hingga 22 April, setidaknya tujuh drone jenis Reaper milik AS telah ditembak jatuh oleh Houthi.
“Kelompok bersenjata Houthi Yaman telah menembak jatuh tujuh pesawat tak berawak Reaper AS yang bernilai lebih dari 200 juta dolar dalam beberapa minggu terakhir,” lapor Al Jazeera pada 25 April 2025.
Kemampuan kelompok tersebut dalam menargetkan drone milik AS menunjukkan kemampuan yang semakin meningkat. Drone-drone seharga masing-masing 30 juta itu melakukan misi pengintaian atau penyerangan terhadap Houthi.
3. Kecaman terhadap tindakan AS

Serangan AS baru-baru ini telah menewaskan puluhan orang, termasuk 74 orang di terminal minyak pada pertengahan April, dalam serangan paling mematikan di Yaman di bawah kepemimpinan Trump sejauh ini.
Para pembela hak asasi manusia telah menyuarakan kekhawatiran tentang pembunuhan warga sipil. Tiga senator Demokrat, termasuk Senator Chris Van Hollen, menulis surat kepada kepala Pentagon Pete Hegseth pada Kamis (24/04/2025) menuntut pertanggungjawaban atas hilangnya nyawa warga sipil.
Hegseth juga dikecam karena menggunakan sistem pesan rahasia Signal untuk membahas rencana serangan Yaman.