Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Hentikan Seluruh Operasi Siber ke Rusia

ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/benjaminlehman)
Intinya sih...
  • Menteri Pertahanan AS memerintahkan penghentian operasi siber ke Rusia sebagai bagian dari evaluasi ulang operasi AS terkait Rusia.
  • Hubungan bilateral AS-Rusia membaik setelah dialog mengakhiri perang di Ukraina, tetapi penangguhan operasi siber membuat AS lebih rentan terhadap serangan Rusia.
  • Komando Siber AS telah membantu Ukraina dalam mempersiapkan diri dari ancaman serangan siber Rusia dan mencegah serangan ransomware di AS.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, pada Senin (3/3/2025), memerintahkan penghentian seluruh operasi siber ke Rusia. Langkah ini sebagai bagian dari evaluasi ulang seluruh operasi AS yang berkaitan dengan Rusia. 

Hubungan bilateral AS-Rusia semakin membaik setelah diadakan dialog untuk mengakhiri perang di Ukraina pada akhir Februari 2025. Washington bahkan ikut menolak resolusi kecaman terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Majelis Umum PBB. 

1. Klaim penangguhan untuk alasan keamanan

Salah seorang pejabat di Kementerian Pertahanan (Kemhan) AS mengungkapkan bahwa penghentian operasional tersebut berkaitan dengan alasan keamanan di negaranya. 

"Karena permasalahan keamanan, kami tidak akan mengomentari atau mendiskusikan soal rencana dan oeprasi intelijen siber. Tidak ada prioritas utama dari Menhan Hegseth dibandingkan keamanan dari perang di segala operasi, termasuk di ranah siber," tuturnya, dikutip The Moscow Times

Sebelumnya, Penasehat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, menampik adanya perubahan kebijakan di Kemhan menyusul pembukaan kembali hubungan diplomatik dengan Rusia. 

"Persoalan ini masih belum menjadi diskusi kami. Terdapat sejumlah masalah dan persoalan untuk menyelesaikan perang ini," terangnya. 

2. Penangguhan operasi Komando Siber bukan sesuatu yang baru

Mantan Pejabat di Komando Siber Kemhan AS, Jason Kikta mengatakan bahwa langkah tersebut bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan Kemhan AS. 

"Ini bukanlah sesuatu yang tidak umum untuk Pentagon dalam menangguhkan aksi yang berpotensi merusak stabilitas atau provokasi untuk negosiasi, termasuk dalam operasi siber. Namun, jika rencana penangguhan tersebut diarahkan, maka akan berdampak pada opsi ofensif yang tidak akan berkembang," ungkapnya, dilansir CNN.

Ia menambahkan, selama periode penangguhan dan tanpa adanya pengecekan beserta rencana pembaruan akan berimbas pada hilangnya akses penting. Namun, ia tidak mengkhawatirkan soal perubahan status dalam operasi Komando SIber. 

Di sisi lain, salah seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa penangguhan operasi siber ini akan membuat AS lebih rawan terhadap potensi serangan siber dari Rusia. Ia menyebut, Moskow sudah memiliki hacker yang dapat merusak infrastruktur penting di AS. 

3. Komando Siber AS sudah ikut membantu Ukraina

Komando Siber sudah dibentuk lebih dari 10 tahun lalu sebagai respons atas ancaman serangan siber dari Rusia dan negara lain. Komando ini terus berkembang dan bertujuan untuk melakukan misi ofensif dan defensif di ranah siber. 

Selama ini, Komando Siber juga menjadi sebuah alat proyeksi kekuatan AS. Komando ini sudah mengirimkan sejumlah spesialis ke negara-negara sekutu di seluruh dunia dalam membantu mempertahankan dari ancaman kriminal siber dan mata-mata. 

Pada Desember 2021, Komando Siber sudah mengadakan perjalanan ke Ukraina sebagai antisipasi invasi skala besar Rusia. Mereka ikut membantu Kiev dalam mempersiapkan ancaman serangan siber Rusia. 

Setelah itu, Komando Siber mengakui bahwa mereka telah terlibat aktif dalam membantu Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan siber. Komando ini juga sudah mencegah serangan ransomware yang telah memeras sejumlah perusahaan di AS. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us