AS Kerahkan Hampir 3 Ribu Pasukan Tambahan ke Perbatasan Meksiko

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengerahkan pasukan tambahan ke perbatasan Meksiko guna meningkatkan keamanan. Hal ini merupakan tindak lanjut dari upaya Presiden Donald Trump untuk memberantas imigrasi ilegal dan memenuhi janji utama kampanyenya.
"Sesuai arahan Presiden Trump, Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memerintahkan pengerahan Tim Tempur Bigade Stryker dan Batalyon Penerbangan Dukungan Umum untuk memperkuat dan memperluas operasi keamanan perbatasan saat ini," kata pernyataan Departemen Pertahanan pada Sabtu (1/3/2025), dikutip dari Anadolu Agency.
1. Pasukan dari berbagai elemen akan dikirim ke perbatasan selatan
Pasukan tersebut diperkirakan tiba dalam beberapa minggu mendatang dengan misi untuk menutup perbatasan dan melindungi integritas teritorial AS.
Komando Utara AS mengatakan sekitar 2.900 tentara dari berbagai elemen akan dikirim ke wilayah tersebut, tetapi lokasi spesifik mereka tidak diungkapkan.
Saat ini, ada sekitar 9.200 tentara AS secara total yang berada di perbatasan selatan. Jumlah tersebut termasuk 4.200 tentara yang dikerahkan berdasarkan perintah federal dan sekitar 5 ribu tentara Garda Nasional di bawah kendali gubernur.
"Penempatan ini akan memberikan kesigapan dan kemampuan tambahan untuk upaya lebih lanjut dalam menghentikan arus migran ilegal dan narkoba di perbatasan selatan," kata Gregory Guillot, komandan Komando Utara AS.
2. Upaya AS menangani migrasi, perdagangan narkoba, dan kejahatan transnasional

Dilansir NBC News, Fort Carson mengirim 2.400 tentara dari Tim Tempur Brigade Stryker ke-2, Divisi Infanteri ke-4, sementara 500 tentara lainnya dari Brigade Penerbangan Tempur ke-3 Fort Stewart juga akan dikerahkan.
Stryker adalah pengangkut personel beroda lapis baja sedang. Tim tersebut akan menyediakan dukungan transportasi dan teknik beserta deteksi dan pemantauan, namun tidak akan terlibat dalam operasi interdiksi atau deportasi. Sementara itu, Brigade Penerbangan akan membantu pergerakan personel, peralatan, dan perbekalan.
Sejak 1990-an, personel militer telah dikirim ke perbatasan hampir terus-menerus, guna membantu menangani migrasi, perdagangan narkoba, dan kejahatan transnasional.
3. Rendahnya angka penyeberangan perbatasan ilegal sejak Trump menjabat

Trump mengatakan pada 1 Maret 2025 bahwa 'invasi ke negara kita sudah berakhir', merujuk pada rendahnya jumlah penyeberangan perbatasan ilegal selama bulan pertama masa jabatannya. Ia menyoroti rekor terendah penangkapan di perbatasan AS-Meksiko pada Februari, yang mana hal ini merupakan dampak dari kebijakan imigrasi yang ketat dari pemerintahannya.
Ia mencatat bahwa 8.326 orang ditangkap oleh Patroli Perbatasan, dan semuanya segera diusir atau diadili atas kejahatan terhadap AS. Trump membandingkan angka tersebut dengan angka pada masa pendahulunya, Joe Biden, dengan mengklaim bahwa selama masa jabatan Biden ada 300 ribu imigran gelap yang menyeberang dalam satu bulan, dan hampir semua dari mereka dilepaskan ke AS.
"Perbatasan sekarang ditutup untuk semua imigran ilegal. Siapapun yang mencoba memasuki AS secara ilegal akan menghadapi hukuman pidana yang berat dan deportasi langsung," ujar Trump.