Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Sanksi Bank Internasional Yaman karena Dukung Houthi

bendera Yaman (pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi terhadap Bank Internasional Yaman (IBY) pada Kamis (17/5/2024). Lembaga keuangan itu dituduh memberikan dukungan keuangan kepada kelompok Houthi.

“Lembaga keuangan seperti IBY sangat penting bagi upaya Houthi untuk mengakses sistem keuangan internasional dan mengancam kawasan dan perdagangan internasional,” kata Wakil Menteri Keuangan Michael Faulkender dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Middle East Eye.

Ia menambahkan bahwa Washington kini bekerja sama dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional untuk mengganggu kemampuan Houthi dalam mendapatkan dana dan komponen penting untuk serangan mereka.

1. Tiga pejabat IBY juga dikenakan sanksi

Selain bank, tiga pejabat senior IBY juga dikenakan sanksi. Mereka terdiri dari Ketua Dewan Direksi Kamal Hussain Al Jebry, Manajer Umum Eksekutif Ahmed Thabit Noman Al-Absi, dan Wakil Manajer Umum Abdulkader Ali Bazara. 

Berdasarkan sanksi ini, seluruh properti dan kepentingan atas properti milik para pemimpin yang disebutkan, baik yang berada di AS atau dalam kendali pihak-pihak dari AS, dibekukan dan harus dilaporkan kepada Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri AS (OFAC).

Selain itu, setiap entitas yang dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga akan diblokir, dilansir dari Fox News.

2. Peringatan keras bagi siapa pun yang mendukung Houthi

Dalam konferensi pers pada Kamis, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, mengatakan bahwa sanksi tersebut diharapkan dapat menjadi pesan tegas bagi siapa pun yang mendukung organisasi teroris asing seperti Houthi.

“AS berkomitmen untuk mengganggu jaringan keuangan dan akses perbankan Houthi sebagai bagian dari pendekatan seluruh pemerintah kami untuk menghilangkan jaringan ancaman Iran,” ungkapnya, dikutip dari Anadolu.

Departemen Luar Negeri juga mengonfirmasi laporan yang menyebut perusahaan China, Chain Guam Satellite Technology Company Limited, secara langsung mendukung serangan Houthi terhadap kepentingan AS.

“Tindakan mereka, dan dukungan Beijing terhadap perusahaan tersebut bahkan setelah kami melakukan hubungan pribadi dengan mereka, adalah contoh lain dari klaim kosong China untuk mendukung perdamaian,” tambah Bruce.

3. Sebanyak 74 orang tewas akibat serangan AS di pelabuhan minyak Yaman

Sementara itu, sedikitnya 74 orang dilaporkan tewas dan 171 lainnya terluka akibat serangan udara AS terhadap pelabuhan minyak Ras Isa di Yaman pada Kamis. Petugas penyelamat dan paramedis termasuk di antara korban jiwa, dilansir dari Al Jazeera.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa serangan udara itu bertujuan memutus sumber bahan bakar dan pendapatan Houthi. Sekitar 70 persen impor Yaman dan 80 persen bantuan kemanusiaan melewati pelabuhan Ras Isa, Hodeidah dan as-Salif.

“Hari ini, pasukan AS mengambil tindakan untuk menghilangkan sumber bahan bakar bagi teroris Houthi yang didukung Iran. Tujuan serangan ini adalah untuk melemahkan sumber kekuatan ekonomi Houthi,” kata CENTCOM dalam pernyataan di media sosial pada Kamis.

Dilaporkan oleh Al Masirah TV, pejabat Houthi, Mohammed Nasser al-Atifi mengatakan bahwa serangan AS tidak akan melemahkan dukungan Yaman terhadap Gaza, justru akan meningkatkan keteguhan mereka.

Sejak November 2023, Houthi telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang mereka klaim terkait dengan Israel di Laut Merah. Mereka menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan respons terhadap agresi militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 51 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023.

Washington mengancam akan terus melanjutkan serangan sampai Houthi berhenti menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us