AS: Video Warga Gaza yang Terbakar Hidup-hidup Sangat Mengerikan

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS), pada Senin (14/10/2024), mengatakan bahwa rekaman video yang menunjukkan pengunsi Palestina terbakar hidup-hidup akibat serangan udara Israel di Gaza tengah merupakan hal yang sangat mengerikan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, yang tidak menyebutkan namanya, mengatakan bahwa Gedung Putih telah menyampaikan kekhawatiran mereka kepada pemerintah Israel setelah video tersebut.
“Israel mempunyai tanggung jawab untuk berbuat lebih banyak guna menghindari jatuhnya korban sipil, dan apa yang terjadi di sini sangat mengerikan, bahkan jika Hamas beroperasi di dekat rumah sakit dalam upaya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia,” kata juru bicara tersebut, dilansir dari Anadolu.
1. Empat orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat pemboman di kompleks RS Martir Al-Aqsa
Sedikitnya 4 orang tewas dan 40 lainnya terluka ketika pesawat tempur Israel menghantam halaman Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al-Balah, Gaza tengah, pada Minggu (13/10/2024) dini hari ketika para pengungsi sedang tertidur.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan api melalap rumah sakit dan tenda-tenda di sekitarnya. Jeritan dan tangisan terdengar dalam rekaman tersebut. Seorang pria Palestina, yang terhubung dengan infus, tampak terbakar hidup-hidup, sementara dua perempuan juga terjebak dalam kobaran api tersebut.
"Saya bersumpah demi Tuhan kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami bahkan tidak bisa memadamkan api, tidak ada air, tidak ada pertahanan sipil, saya bersumpah kami tidak bisa berbuat apa-apa, dan orang-orang terbakar di depan kami," kata jurnalis Gaza, Saleh Al-Jafarawi.
Menurut saksi mata, para korban luka menderita luka bakar parah, dengan beberapa jenazah hangus hingga tak dapat dikenali. Mereka mengatakan bahwa api menyebar dengan cepat karena tenda-tenda tersebut terbuat dari bahan nilon dan kain yang mudah terbakar.
2. Serangan ke tujuh terhadap RS Martir Al-Aqsa
Menurut kantor media pemerintah di Gaza, ini merupakan serangan ketujuh Israel terhadap Rumah Sakit Martir Al-Aqsa. Israel sebelumnya telah mengebom tenda-tenda di lokasi tersebut pada 10 Januari, 13 Maret, 22 Juli, 4 Agustus, dan 27 September.
Di media sosial, para aktivis dan jurnalis menyuarakan kemarahan mereka atas serangan tersebut.
"Satu tahun yang lalu, Israel membom sebuah rumah sakit, ada reaksi internasional sehingga sekelompok media dan tokoh politik melindungi mereka. Sekarang mereka hanya membakar orang hidup-hidup di rumah sakit tanpa alasan atau upaya untuk menutupinya sama sekali," tulis seorang pengguna media sosial X.
“Tentara pendudukan membakar manusia hidup-hidup di tenda mereka. Mereka adalah pasien, dengan infus masih di tangan mereka, terjebak dan tidak berdaya di tenda di depan rumah sakit. Ini adalah bencana besar,” tulis Hossam Shabat, seorang jurnalis Gaza yang telah meliput serangan Israel selama lebih dari setahun terakhir.
3. Media Barat terapkan standar ganda
Sementara itu, media Barat kembali dituding menerapkan standar ganda menyusul liputan simpatik terhadap tentara Israel yang tewas dalam serangan roket pada Minggu malam, sementara korban sipil dari tragedi di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa tidak mendapatkan cukup perhatian.
Sky News, misalnya, menuai kritik setelah liputan mereka menyebutkan nama empat tentara Israel yang tewas dalam serangan Hizbullah di sebuah pangkalan militer dekat Haifa. Laporan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah serangan di rumah sakit dan beredarnya video-video tersebut di media sosial.
“Standar ganda ini sangat menjijikkan. Bagaimana bisa media terus-menerus menghumanisasi tentara IDF yang membunuh dengan menyebutkan nama dan usia mereka, tetapi menyangkal kemanusiaan yang sama bagi orang-orang Palestina dan Lebanon yang mereka bunuh? Di mana daftar harian nama ribuan anak-anak, perempuan, dan laki-laki Palestina yang dibunuh oleh bajingan IDF?” tulis seseorang di X.
Warga Palestina dan komentator pro-Gaza juga menuntut media Barat menyebutkan nama para korban serangan Israel di Gaza, khususnya mereka yang tewas dalam kebakaran di rumah sakit.
“Mengapa nama empat tentara Israel yang terbunuh saat terlibat dalam peperangan bersenjata disebarkan di televisi nasional Inggris, namun tidak dengan nama warga sipil Palestina? Apa jawaban yang mungkin ada, selain bahwa kehidupan Palestina dianggap memiliki nilai yang sangat sedikit?” komentar jurnalis dan aktivis asal Inggris, Owen Jones, dikutip dari TNA.