Berjihad ke Ukraina, Mantan Marinir AS Tewas saat Lawan Pasukan Rusia

Jakarta, IDN Times - Perang di Ukraina sejak 24 Februari telah memicu banyak sukarelawan untuk bergabung dengan pasukan Kiev untuk melawan Rusia. Banyak juga relawan yang bergabung adalah mantan tentara.
Pada Jumat (29/4/22), keluarga mantan marinir Amerika Serikat (AS) yang bertempur di Ukraina mengatakan Willy Joseph Cancel telah meninggal dalam peperangan tersebut. Ini adalah pertama kalinya kabar kombatan dari AS di Ukraina meninggal dalam peperangan.
Cancel pernah bertugas di marinir AS sepanjang 2017 hingga 2021. Dia bergabung dengan perusahaan kontraktor militer swasta dan menugaskannya ke Ukraina. Rebecca Cabrera, ibu Cancel, menjelaskan bahwa putranya dibayar saat bertugas di Ukraina.
1. Percaya pada perjuangan yang dilakukan Ukraina

Keluarga Willy Joseph Cancel mengatakan bahwa mantan marinir AS itu terbang ke Polandia pada 12 Maret. Tak lama kemudian, dia menyeberang ke Ukraina untuk bergabung dengan pasukan pertahanan dan bertempur melawan pasukan Rusia yang melakukan invasi.
Cancel masih muda, usianya baru 22 tahun. Menurut The Guardian, Rebecca Cabrera, ibu Cancel, juga sudah mengetahui bahwa putranya ingin berangkat ke Ukraina dan membantu perjuangan negara tersebut.
"Dia ingin pergi karena dia percaya pada apa yang diperjuangkan Ukraina, dan dia ingin menjadi bagian dari itu," jelas Cabrera. Dia juga mengatakan bahwa mayat Cancel sampai saat ini belum ditemukan.
Cabrera mendapatkan kabar kematian putranya melalui telepon pada Selasa (26/4/22). Cancel tewas pada Senin dan orang-orang yang bertempur bersamanya sedang berusaha untuk mencari mayatnya.
"Kami akan senang jika dia (mayatnya) kembali kepada kami," kata Cabrera.
2. Mantan Marinir AS meninggalkan istri dan anak berusia tujuh bulan
Selain pernah bertugas di marinir, Joseph Cancel juga memiliki pengalaman bekerja di sebuah penjara swasta dengan fasilitas keamanan menengah.
Juru bicara perusahaan yang mengelola penjara tersebut Matthew Davio mengatakan, "sebagai petugas pemasyarakatan, Cancel melayani negara dan komunitasnya dengan membantu menjaga lingkungan yang aman," kutip Associated Press.
Ketika berada di marinir, Cancel bertugas sebagai penembak dan ditempatkan di Camp Lejeune, Carolina Utara. Dia belum memiliki pengalaman dalam pertempuran nyata.
Istri Cancel yang ditinggalkan, Brittany, mengatakan bahwa suaminya meninggalkan seorang anak kecil berusia tujuh bulan dan melihatnya sebagai pahlawan.
"Suami saya meninggal di Ukraina. Dia pergi ke sana ingin membantu orang, dia selalu merasa bahwa itu adalah misi utamanya dalam hidup," ucap Brittany Cancel.
Sebelum pergi ke Ukraina, Cancel juga pernah memiliki pengalaman sebagai sukarelawan pemadam kebakaran. Dia memiliki cita-cita menjadi polisi atau petugas pemadam kebakaran setelah diberhentikan dari marinir karena melanggar perintah.
3. AS melarang perjalanan warganya ke Ukraina

Meskipun AS adalah salah satu negara utama yang memberikan dukungan pada Ukraina, tapi Washington mengatakan tidak akan pernah mengirim tentaranya untuk membantu Kiev melawan pasukan Moskow di arena pertempuran.
Namun, banyak veteran tentara AS yang akhirnya pergi ke Ukraina menjadi sukarelawan dan bertempur di bawah unit khusus Legiun Internasional.
Ditanya tentang kabar kematian Cancel, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, mereka telah mengetahui laporan-laporan tersebut dan sedang memantau situasi dengan cermat.
Dilansir CNN, pejabat itu mengatakan, "karena pertimbangan privasi, kami tidak memiliki komentar lebih lanjut. Kami sekali lagi menegaskan warga AS tidak boleh melakukan perjalanan ke Ukraina karena (ada) konflik bersenjata aktif."
Pejabat tersebut juga menegaskan bahwa warga AS yang masih berada di Ukraina harus segera pergi, ketika situasi keamanan mendukung dengan menggunakan pilihan transportasi darat komersial atau swasta lainnya.