Biden Salahkan Trump soal Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, membela keputusannya soal penarikan tentara dari Afghanistan yang berujung kekacauan. Namun, pihaknya menyadari perlunya persiapan lebih awal untuk skenario yang berisiko tinggi.
Dalam laporan tinjauan soal penarikan pasukan tahun 2021 yang dirilis lembaga AS, Biden menyalahkan eks Presiden Donald Trump atas keputusan terdahulunya yang mengacaukan proses penarikan tentara.
“Pilihan Presiden Biden tentang bagaimana melakukan penarikan dari Afghanistan sangat dibatasi oleh kondisi yang diciptakan oleh pendahulunya,” tulisnya dalam laporan itu pada Kamis (6/4/2023).
1. Perjanjian Trump-Taliban yang kurang terencana mengacaukan proses penarikan tentara AS

Melansir Al Jazeera, Trump sempat sepakat dengan Taliban agar pasukan AS mundur dari Afghanistan. Biden awalnya berjanji menghormati keputusan pendahulunya. Tetapi, tinjauan pada Kamis justru mengkritik Trump karena minimnya perencanaan untuk melaksanakan kesepakatan tersebut.
“Selama transisi dari pemerintahan Trump ke pemerintahan Biden, pemerintahan yang keluar tidak memberikan rencana bagaimana melakukan penarikan terakhir atau untuk mengevakuasi sekutu Amerika dan Afghanistan,” kata laporan itu, dikutip dari NPR.
“Memang, tidak ada rencana seperti itu saat itu Presiden Biden mulai menjabat, bahkan dengan penarikan penuh yang disepakati hanya dalam waktu tiga bulan" lanjutnya.
Pada Agustus 2021, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri usai Ibu Kota Kabul diambil alih Taliban. Itu terjadi ketika pasukan AS mundur dari wilayah tersebut.
Saat itu, pasukan AS selama dua minggu membantu warga Afghanistan kabur dari wilayah tersebut. Mereka putus asa dan enggan hidup dibawah kepemimpinan Taliban.
Selama proses evakuasi, terjadi bom bunuh diri oleh ISIL yang menewaskan 175 orang, termasuk 13 personel AS.
2. AS belajar dari kesalahan di Afghanistan

Meskipun Biden tidak mengakui kesalahannya dalam tinjauan itu, pihaknya mengatakan telah memahami agar bisa mempersiapkan proses evakuasi dan skenario terburuk yang lebih awal.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, pada Kamis, mengatakan bahwa AS tidak bisa memprediksi bahwa pasukan Afghanistan gagal berjuang untuk negaranya setelah memperoleh dukungan dari Washington 20 tahun lamanya.
“Pelajaran lain yang dipetik adalah perlunya merencanakan lebih awal dan ekstensif untuk kemungkinan rendah, skenario berisiko tinggi,” kata Kirby.
3. Partai Republik kecam penilaian Presiden Biden terhadap Trump
Anggota Kongres Partai Republik menilai tinjauan itu agar Biden mengalihkan tanggung jawabnya ke Trump atas kacaunya penarikan pasukan dari Afghanistan.
“Keputusan Administrasi ini untuk menyalahkan Presiden Trump atas kegagalan penarikan mereka di Afghanistan adalah tamparan bagi setiap anggota militer yang terlibat,” tulis Anggota Kongres Mark Alford di akun Twitter.
"Penolakan mereka untuk meminta pertanggungjawaban diri mereka benar-benar tidak dapat diterima," sambung dia.