Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Blak-blakan Mahathir soal Bertemu Jokowi, IKN dan Bikin Partai

Mantan PM Malaysia tMahathir Mohamad temui Presiden ke-7 Jokowi di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • Mahathir diundang Jokowi ke rumahnya di Solo
  • Mahathir merasa tidak bisa membandingkan IKN dengan Putrajaya

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad angkat bicara soal pertemuannya Joko 'Jokowi' Widodo beberapa pekan lalu di kediaman Presiden ke-7 RI itu di Solo. Dalam program Real Talk with Uni Lubis, Mahathir mengaku Jokowi mengundangnya untuk bertemu.

"Saya diundang untuk berbincang saat saya menjadi Perdana Menteri (Malaysia). Ini kali kedua saya mengunjungi Indonesia dan berjumpa dan berdiskusi empat mata dengan Pak Jokowi," ucap Mahathir.

Mahathir mengungkapkan, mereka membahas tentang bagaimana membangun negara. Keduanya pun saling mengungkap pengalaman masing-masing dan belajar mengenai hal tersebut.

"Kali ini saya pergi ke sana untuk bertemu sahabat dan berbincang secara umum mengenai pergolakan yang terjadi di Malaysia, dan juga Indonesia," kata Mahathir.

1. Membahas IKN

Suasana Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) terkini. (IDN Times/Umi Kalsum)

Mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN), Mahathir merasa tidak bisa dibanding-bandingkan dengan Putrajaya. Malaysia memindahkan ibu kotanya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada saat pemerintahan Mahathir Mohamad.

"Tidak boleh dibandingkan antara Indonesia dengan Malaysia. Sudah tentu Indonesia jauh lebih besar daripada di Malaysia, dan memang ibu kota pemerintahan kita (Malaysia) pindahkan ke sini (Putrajaya), tapi tidak besar, hanya 10 ribu hektare saja, sedangkan Nusantara saya dapati sekitar 250 ribu hektare, jauh lebih besar," ujar Mahathir.

Karena itu, dia menambahkan, masalah yang dihadapi Indonesia pindah ibu kota akan lebih besar dibanding Malaysia saat memindahkan ibu kota negara. Pria 99 tahun itu pun  melarang Indonesia dan Malaysia dibanding-bandingkan.

Menurutnya, Indonesia terlebih Pulau Jawa, terlalu banyak penduduknya. Makanya, kata Mahathir, Jokowi tidak mungkin memindahkan ibu kota ke tempat lain di Pulau Jawa. Dia menilai, hal tersebut hanya akan menimbulkan masalah yang sama seperti di Jakarta.

"Mungkin karena itu Pak Jokowi memilih untuk pergi ke tempat yang tidak ramai penduduk," ujar Mahathir.

2. Buat partai baru

Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)

Mahathir juga menceritakan saat ia membangun partai baru. Ia mengaku selama 22 tahun menjabat, dirinya memiliki 'massa' atau pendukung, sehingga saat mendirikan partai baru dengan pendukung yang cukup banyak, dan berkoalisi hingga berhasil memenangkan pemilihan umum (pemilu) pada 2018 silam.

"Banyak yang perlu dilakukan (untuk membuat partai) dan tidak dapat dilakukan jika tidak ada massa. Saya (membuat partai) dengan harapan pemimpin yang akan memimpin nantinya meneruskan dasar-dasar pembangunan negara," ujar Mahathir.

Ia menegaskan, dirinya membuat partai selama 10 tahun dan baru berhasil menang di pemilu pada 2018. "Waktu diperlukan, massa diperlukan," serunya.

Jokowi sebelumnya dilaporkan berencana mendirikan partai politik super terbuka (Tbk). Ia sempat mengungkapkan keinginannya untuk membentuk partai ini dalam sebuah wawancara pada Februari lalu.

Jokowi juga membeberkan, pembentukan partai politik super Tbk itu masih dikalkulasi. Ia pun menyebut, keinginannya tersebut belum tentu dapat direalisasikan.

3. Pertemuan Jokowi-Mahathir Mohamad di Solo

Mantan PM Malaysia tMahathir Mohamad temui Presiden ke-7 Jokowi di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Pada akhir Februari lalu, Jokowi dan Mahathir melakukan pertemuan. Keduanya membahas perlunya peningkatan kerja sama antara Malaysia-Indonesia. Pertemuan itu juga membahas pentingnya peningkatan kerjasama ekspor dan impor.

Jokowi mengatakan, kunjungan Mahathir ke kediamannya merupakan silaturahmi biasa. Ia mengakui dekat dengan Mahathir. Menurutnya Mahathir kagum terhadap pencapaian Indonesia dalam mencukupi pangan 280 juta rakyatnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us