Kontroversial selama Menjabat, Presiden El Salvador Nyapres Lagi

Dituding ingin jadi presiden abadi

Jakarta, IDN Times - Partai Nueva Ideas (NI) di El Salvador resmi menominasikan Presiden Nayib Bukele sebagai calon presiden di pilpres 2024 pada Minggu (9/7/2023). Setelah Mahkamah Agung memberikan lampu hijau pencalonannya secara berturut-turut, dilaporkan El Pais

Selama 4 tahun memimpin, Bukele dikenal sebagai sosok presiden yang kontroversial. Ia diketahui pernah mengirim tentara ke gedung parlemen untuk memaksa anggota mengesahkan UU baru. Ia pun kerap dipandang mengarah ke autoritarianisme. 

Dalam sejarahnya, kasus presiden yang berupaya jadi pemimpin abadi sering terlihat di Amerika Latin. Mereka sengaja merubah Undang-Undang (UU), menghiraukan aturan, hingga mempersekusi lawan politik, seperti yang terjadi di Nikaragua. 

Baca Juga: El Salvador: Meksiko Harus Selidiki Kebakaran di Penampungan Migran

1. Popularitas Bukele kian menanjak usai perangi geng kriminal

Dilaporkan Reuters, Bukele yang dikenal kontroversial diprediksi menjadi calon favorit dalam pilpres 2024. Lebih dari 70 persen dari warga El Salvador yang memiliki hak pilih diperkirakan akan memilihnya untuk memimpin periode kedua. 

Kepopuleran Bukele justru timbul dari kebijakannya dalam memerangi geng kriminal di El Salvador. Aksi itu membuat setidaknya 68 ribu orang dijebloskan ke dalam penjara lantaran dituding sebagai anggota geng kriminal. 

Kebijakannya itu dianggap berhasil memberantas kriminalitas di El Salvador dan mampu menurunkan angka pembunuhan ke rekor terendah. Namun, organisasi penegak hak asasi manusia (HAM) menyebut kebijakan Bukele membuat warga tak bersalah ikut dipenjara. 

Selain mengumumkan pencalonan Bukele tanpa adanya pesaing, partai NI juga mengumumkan Wakil Presiden Felix Ulloa sebagai cawapres pada pilpres yang sudah dijadwalkan pada 4 Februari 2024. 

Baca Juga: Jadikan Bitcoin Alat Bayar, El Salvador Akhirnya Rilis UU Aset Digital

2. Bukele menyambut baik pencalonannya di periode kedua

Setelah mendengar keputusan pemilihan internal NI, Bukele pun menuliskan komentarnya di akun Twitter-nya. Ia menyebut bahwa warga El Salvador yang akan menentukan pada 4 Februari 2024 mendatang. 

"Partai terbesar dalam sejarah El Salvador sudah mengumumkan hari ini. Pada 4 Februari 2024, rakyat El Salvador akan memberikan kata-kata terakhir," papar Bukele, dikutip Associated Press

Kabar pencalonan kembali Bukele semakin menyeruak ketika Mahkamah Agung yang dipilih oleh anggota parlemen dari NI memperbolehkan pencalonan secara berturut-turut pada 2021. Sebelum itu, petahana diharuskan menunggu 10 tahun untuk dapat mencalonkan kembali sebagai presiden. 

3. Bukele gunakan taktik sportwashing

Presiden Bukele mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah diktator dalam pidato upacara pembukaan Central American and Caribbean Games 2023 di San Salvador. 

"Saya bukanlah diktator. Mereka bilang kami hidup dalam kediktatoran. Coba tanya penumpang bus, orang di restoran, pelayan. Tanya kepada siapapun. Di sini, di El Salvador, Anda dapat pergi ke mana pun dan semuanya aman," terang Bukele. 

"Tanya mereka apa yang mereka pikirkan tentang El Salvador. Apa yang mereka pikir dari pemerintahan kami, apa yang mereka pikir kami memang hidup dalam kediktatoran," sambungnya. 

Bukele pun mengkritisi media Associates Press yang memuat komentar sejarawan, Alan McDougall dari Canadian University of Guelph. Ia menyebut bahwa cara Bukele sama seperti yang dilakukan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler dan Fasis Italia, Benito Mussolini. 

Kedua diktator itu menggunakan olahraga sebagai taktik pengalihan isu kontroversial di negaranya atau yang dikenal dengan sportwashing.

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya