Kosovo Utara kian Memanas, AS dan Uni Eropa Temui Wali Kota Zvecan

Warga Kosovo Serbia mau duduki Balai Kota Zvecan

Jakarta, IDN Times - Situasi di Kosovo Utara terus menegang setelah terjadinya bentrokan antara warga etnis Serbia dan aparat kepolisian. Mereka menolak keras peresmian wali kota dari etnis Albania memimpin wilayah dominan etnis Serbia. 

Menanggapi hal ini, Duta Besar AS di Kosovo, Jeffrey Hovenier mengajak empat wali kota di Kosovo Utara untuk bertemu. Pertemuan itu rencananya akan diadakan di kantor perwakilan Uni Eropa (UE) di Pristina. 

"Uni Eropa dan Kedubes AS mengajak empat wali kota untuk bertemu di kantor perwakilan UE di Pristina," kata Wali Kota Zvecan, Ilir Peci, Senin (29/5/2023). 

Baca Juga: Warga Kosovo Serbia Tolak Pengukuhan Wali Kota Etnis Albania

1. Polisi jaga ketat balai kota Zvecan

Setelah ketegangan sepanjang akhir pekan, ratusan warga Kosovo Serbia berkumpul di depan Balai Kota Zvecan, pada Senin. Mereka kembali memrotes pengukuhan wali kota etnis Albania di wilayahnya. Bahkan, massa hendak masuk ke dalam gedung untuk menghalanginya bekerja.

Kepolisian Kosovo dan Pasukan NATO di Kosovo (KFOR) berhasil menghalangi warga Zvecan yang berniat menduduki balai kota. Polisi menggunakan gas air mata untuk menghalangi massa masuk ke dalam gedung. 

Dilaporkan N1, polisi juga sudah mendirikan pagar pengaman dan kawat berduri di sekitar gedung balai kota Zvecan tersebut. Sementara polisi yang berjaga mengenakan seragam khusus huru-hara dengan pengamanan ketat dalam kemungkinan bentrokan dengan warga. 

Baca Juga: Tolak Komunitas Serbia Berdiri, PM Kosovo Enggan Republika Srpska Baru

2. Rakic umumkan permintaan untuk selesaikan keributan

Pada saat yang sama, pemimpin Partai Serbian List di Kosovo, Goran Rakic menyatakan permintaan kepada otoritas Pristina untuk menyelesaikan keributan di Kosovo Utara. Ia meminta penarikan polisi di area tersebut dan mundurnya wali kota baru, dilansir Albanian Daily News.

Sebelumnya, Rakic sudah mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh warga Serbia atas protesnya terhadap pengukuhan wali kota etnis Albania. Ia menyebut bahwa warga dengan berani membela apa yang seharusnya dimiliki oleh rakyat Serbia. 

"Terima kasih kepada semua yang kemarin mencoba dan menjelaskan bahwa kami tidak ingin apa yang seharusnya dimiliki oleh orang lain. Kami hanya menginginkan menjaga apa yang sudah kami miliki," terangnya. 

Baca Juga: Uni Eropa: Krisis di Kosovo Butuh Solusi Jangka Panjang

3. NATO desak Kosovo redakan tensi dengan Serbia

Pemimpin NATO, Jens Stoltenberg menyerukan kepada Kosovo untuk meredakan tensi dengan Serbia pada Minggu (28/5/2023). Ia juga sudah berdialog dengan Kepala Urusan Luar Negeri UE, Josep Borrell terkait Kosovo untuk mengadakan dialog Kosovo dan Serbia. 

"Pristina harus menghindarkan tensi dan tidak melangsungkan keputusan unilateral, dan memutuskan langkah yang berujung merusak instabilitas di Kosovo Utara," tutur Stoltenberg, dilansir Reuters

Grup Quint, yang terdiri dari AS, Italia, Prancis, Jerman, dan Inggris Raya, beserta UE memperingatkan Kosovo agar tidak melakukan tindakan kekerasan dalam mencegah masuknya warga dalam gedung. 

"Kami dengan keras memperingatkan semua pihak dalam melawan ancaman atau aksi yang berdampak pada keamanan lingkungan, termasuk kebebasan bergerak warga, dan apa yang dapat meningkatkan tensi dan menyulut konflik," ungkap perwakilan Quint dan UE. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya