Uni Eropa: Krisis di Kosovo Butuh Solusi Jangka Panjang

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE), pada Senin (24/4/2023), menyatakan bahwa Kosovo tidak memberikan solusi jangka panjang terkait boikot pemilihan umum daerah dari warga etnis Serbia, yang menolak pengakuan terhadap otoritas Pristina.
Sehari sebelumnya, Kosovo menyelenggarakan pilkada di empat wilayah di Kosovo utara yang didominasi warga Serbia. Alih-alih mendapat perhatian publik, warga justru memboikot pilkada, sehingga hanya segelintir warga yang bersedia datang ke tempat pemungutan suara.
1. Uni Eropa serukan pendirian CSM di Kosovo
UE menyebut bahwa rendahnya partisipasi warga dalam pilkada disebabkan tidak adanya tawaran solusi jangka panjang dari pemerintah Kosovo. UE menyerukan pendirian Komunitas Munisipal Serbia (CSM) jadi solusi terbaik.
"Pilkada ini tidak menunjukkan solusi politik untuk empat wilayah yang didominasi etnis Serbia. Ini hanya dapat diselesaikan lewat pengembalian institusi Kosovo Serbia dan Kosovo harus dapat mengembalikannya," tutur UE, dilansir Balkan Insight.
"UE menyesalkan bahwa tidak semua pihak dan komunitas menggunakan hak demokratiknya untuk ikut dalam pemilihan umum, terutama bagi warga Kosovo Serbia. Ini menunjukkan proses ini tidak dapat diterapkan seperti pada umumnya," sambungnya.
2. Vucic juluki pemberontakan damai

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, ikut menanggapi rendahnya partisipan dalam pilkada di Kosovo utara. Ia menyebut bahwa boikot pilkada merupakan bentuk pemberontakan secara damai.
"Kemarin adalah pemberontakan damai dari warga etnis Serbia di Kosovo. Ini adalah realita politik yang benar-benar baru yang kami harus sikapi dengan cara berbeda," papar Vucic, dilansir N1.
"Warga Kosovo Serbia menunjukkan sebuah cara yang mirip referendum kepada negara yang mereka tinggali dengan memboikot pilkada di empat daerah di Kosovo bagian utara. Ini tidak ada hubungannya dengan kami di sini," tambahnya.
3. Kurti salahkan Serbia atas rendahnya partisipan pilkada

Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti mengungkapkan, pilkada berjalan dengan mulus tanpa insiden apapun. Ia juga mengucapkan selamat kepada kepala daerah terpilih dan mengutarakan dukungan kepadanya.
"Saya berterima kasih kepada Komisi Elektoral Pusat Kosovo (CEC) atas keberhasilan menyelenggarakan pilkada, Kepolisian Kosovo, dan warga atas dukungannya," tutur Kurti.
Dilansir Albanian Daily News, ia menyinggung soal intimidasi dan ancaman yang mengakibatkan rendahnya partisipasi warga. Kurti juga mengatakan bahwa boikot ini terjadi karena ancaman dari Serbia dan pelaku kriminal di Kosovo utara.
Hasil pilkada menunjukkan hanya ada 1.567 warga yang berpartisipasi dari 45 ribu yang punya hak pilih. Angka ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 3,47 persen dari pemegang hak pilih yang ikut serta.