Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Norwegia, dalam satu minggu terakhir ini telah menangkap enam warga Rusia. Mereka diduga melakukan aktivitas spionase, karena beberapa di antaranya mengerahkan drone berkamera.
Awalnya, dua orang Rusia lebih dulu ditangkap pada Kamis (13/10/2022) pekan lalu. Pada Senin, pihak berwenang Norwegia mengatakan juga menangkap empat warga Rusia, tiga lelaki dan satu perempuan. Identitas mereka tidak diberitahukan kepada publik.
Di kota Arktik, Troms, yang ada di Norwegia, pihak berwenang negara itu menangkap seorang pria di bandara. Sejumlah peralatan fotografi, termasuk drone dan beberapa kartu memori dibawa oleh pria tersebut.
"Di antara materi yang disita yang telah kami tinjau, kami telah melihat gambar dari bandara di Kirkenes dan gambar helikopter Bell milik pasukan pertahanan," polisi Jacob Bergh dikutip dari ABC.
Pria itu ditangkap pada Jumat dan mengakui telah menerbangkan drone. Sedangkan satu hari sebelumnya, Norwegia menangkap pria Rusia-Israel di sebuah pos pemeriksaan perbatasan dengan drone diketahui ada di mobilnya.
Oslo telah meningkatkan keamanan karena dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah drone terlihat di dekat infrastruktur minyak dan gas, juga di beberapa tempat yang dilarang mengambil gambar.
Setelah dua penangkapan dilakukan, pihak berwenang Norwegia pada Senin kembali mengumumkan telah menahan empat warga Rusia di negaranya. Mereka terdiri dari tiga lelaki dan satu perempuan.
Melansir ABC News, keempat warga Rusia itu mengambil gambar objek yang dilarang fotografi di daerah Norwegia tengah, kata polisi. Mereka ditangkap pada 11 Oktober.
Pihak berwenang juga menjelaskan bahwa mereka telah menemukan peralatan fotografi dan materi gambar yang relatif luas. Polisi tidak mau menjelaskan apa yang difoto oleh warga Rusia yang ditangkap itu.
Menurut informasi yang diselidiki, keempat warga Rusia datang ke Norwegia dari Finlandia. Finlandia memiliki garis perbatasan darat ribuan kilometer dengan Rusia. Negara itu telah menjadi tujuan bagi warga Rusia yang melarikan diri dari wajib militer untuk terbang ke negara Eropa lainnya.
Bulan lalu, pipa gas Nord Stream di dalam Laut Baltik mengalami serangan sabotase. Setelah itu, Norwegia meningkatkan keamanannya dalam beberapa pekan terakhir di sektor infrastruktur penting seperti energi, internet dan listrik sebagai antisipasi ancaman.
"Kami melihat konsekuensi dari situasi keamanan baru di Norwegia. Kami tidak bisa mengesampingkan kasus lebih lanjut," kata Menteri Kehakiman Emilie Enger Mehl dikutip Reuters.
Pihak berwenang telah menempatkan tentara untuk membantu meningkatkan keamanan penjagaan pabrik pengolahan minyak dan gas darat utama. Itu merupakan bagian dari upaya peningkatan keamanan setelah ledakan pipa Nord Stream, pipa yang mengalirkan gas dari Rusia langsung ke Jerman.