Donald Trump Pertimbangkan Relokasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia

- Donald Trump mempertimbangkan relokasi sementara 2 juta penduduk Gaza untuk membangun kembali Jalur Gaza yang hancur akibat perang.
- Negara-negara menolak menerima migran Palestina karena tidak ingin terlibat dalam krisis pengungsi lainnya dan ada ketakutan Israel tidak akan mengizinkan mereka kembali ke Gaza.
- Indonesia tetap berkomitmen mendukung perjuangan rakyat Palestina, termasuk mengirim bantuan kemanusiaan dan siap mengirim pasukan penjaga perdamaian jika diputuskan oleh Dewan Keamanan PBB.
Jakarta, IDN Times - Tim transisi Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump sedang mempertimbangkan merelokasi sementara sekitar dua juta penduduk Gaza. Relokasi itu dilakukan untuk membangun kembali Jalur Gaza yang hancur akibat perang.
Indonesia disebut jadi salah satu negara tuan rumah sementara yang dipertimbangkan untuk pengungsi Gaza oleh Trump.
1. Masih wacana dan belum pasti
Berdasarkan laporan NBC, informasi tersebut dibocorkan oleh salah satu pejabat tim transisi Trump yang tak ingin disebutkan namanya. Wacana tersebut dianggap tidak realistis dan tak jelas berapa banyak pihak di pemerintahan Trump mempertimbangkannya dengan serius.
Hingga saat ini, sejumlah negara masih menolak gagasan untuk menerima migran Palestina, karena tidak ingin dianggap terlibat dalam krisis pengungsi lainnya. Ada juga ketakutan besar dialami banyak warga Palestina, yakni Israel tidak akan mengizinkan mereka yang direlokasi ke negara lain untuk kembali ke Gaza.
2. Utusan Trump berencana sambangi Gaza
NBC pun melaporkan, utusan Trump untuk Timur Tengah yang baru, Steve Witkoff, sedang mempertimbangkan kunjungan ke Gaza. Mengingat, kesepakatan gencatan senjata baru saja dimulai.
Dengan berkunjung langsung ke Gaza sebenarnya bisa melihat secara langsung dinamika yang terjadi di lapangan. Dia beranggapan, tidak bisa mempercayai sepenuhnya perjanjian yang dibuat Israel.
"Anda harus melihatnya, merasakannya," kata pejabat transisi tersebut.
Pejabat transisi Trump ini pun menyebut, di balik rencana Witkoff mempertahankan gencatan senjata, sebenarnya kesepakatan antara Palestina dan Israel masih terbilang rapuh.
"Ingat, ada banyak orang, radikal, fanatik, bukan hanya dari pihak Hamas, dari sayap kanan pihak Israel, yang benar-benar terdorong untuk meledakkan seluruh kesepakatan ini. Jika kita tidak membantu warga Gaza, jika kita tidak membuat hidup mereka lebih baik, jika kita tidak memberi mereka harapan, akan terjadi pemberontakan," kata pejabat transisi tersebut.
3. Menlu tegaskan diplomasi Indonesia untuk Palestina tak pernah surut

Perjuangan Indonesia untuk membela Palestina tidak akan pernah surut. Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dalam pidatonya di Pernyataan Pers Tahunan Menlu.
"Diplomasi Indonesia untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina tidak akan pernah ditinggalkan. Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina, mengirimkan bantuan kemanusiaan dan mendukung UNRWA," kata Sugiono di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat (10/1/2025).
Konflik di Palestina telah merenggut lebih dari 45 ribu nyawa, sebanyak 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Infrastruktur vital seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, hancur, memaksa jutaan orang meninggalkan tempat tinggalnya.
"Hingga saat ini, Indonesia konsisten mengirim bantuan kemanusiaan, termasuk melalui UNRWA, yang memiliki peran vital dalam memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina," ujar Sugiono.
Sugiono juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian.
"Apabila diputuskan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa, Indonesia juga siap mengirim UN Peacekeepers," jelas Sugiono.