Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Duh, Kelompok Antivaksin Jerman Berupaya Culik Menkes

Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach. (twitter.com/m_grill)

Jakarta, IDN TImes - Sekelompok orang di Jerman disebut berupaya untuk menculik Menteri Kesehatan, Karl Lauterbach pada Kamis (14/4/2022). Menurutnya, aksi ini dilakukan untuk menggoyahkan pemerintahan lantaran protes dengan kebijakan pembatasan. 

Lauterbach menyebut jika pelaku upaya penculikan ini memiliki hubungan dengan kelompok antivaksin di Jerman. Bahkan, pelaku disebut juga berupaya merusak jaringan listrik untuk menyulut kekacauan. 

"Ini adalah sebagian kecil dari masyarakat kita, tapi mereka sangatlah berbahaya. Ini menunjukkan bahwa protes pembatasan COVID-19 tidak hanya diradikalisasi, tapi ini jauh lebih berbahaya daripada COVID-19" ungkap Lauterbach, dilansir The Guardian.

1. Polisi Jerman berhasil gagalkan penculikan dan menangkap empat terduga pelaku

Berdasarkan keterangan dari Kejaksaan Koblenz, pada Rabu (13/4/2022) aparat kepolisian berhasil menggagalkan upaya penculikan Lauterbach. Bahkan, para pelaku disebut berusaha untuk merusak jaringan listrik untuk menyulut kekacauan di kota tersebut. 

Polisi berhasil menangkap empat orang terduga pelaku setelah dilakukannya penggerebekan di sembilan negara bagian Jerman. Aparat penegak hukum menyebut jika rencana ini diorganisasi lewat grup Telegram dengan nama 'Vereinte Patrioten' yang dimiliki oleh kelompok antivaksin radikal. 

Pihak kejaksaan juga menyebut jika para pelaku berusia antara 41-55 tahun dan mereka berupaya membuat kondisi yang mirip dengan perang sipil. Mereka berusaha untuk menggulingkan sistem demokrasi di Jerman, dikutip dari Vice News

2. Polisi menyita puluhan senjata api milik terduga pelaku

Pihak investigator menyebut jika sebanyak 270 polisi ditugaskan untuk menggerebek sebanyak 20 rumah. Aparat keamanan menemukan sekitar 22 senjata api, berupa senapan otomatis Kalashnikov, amunisi, uang tunai, emas, dan perak batangan. 

Selain itu, polisi juga menyita sejumlah ponsel, tempat penyimpanan data, komputer, dan dokumen terkait rencana kelompok tersebut. Bahkan, terdapat bukti vaksinasi dan sertifikat tes COVID-19 palsu di rumah tersebut. 

Kasus ini menjadi insiden terakhir di Jerman dampak dari penolakan kebijakan pembatasan terutama kepada pihak yang menolak divaksinasi COVID-19. Hal ini setelah Pemerintah Jerman berencana untuk membuat vaksinasi diwajibkan untuk seluruh warga negara, dilaporkan RT

3. Reichsburger diduga ada di balik upaya penculikan ini

Intelijen Domestik Jerman sebelumnya telah memperingatkan terkait kemungkinan pergerakan radikal penolakan pembatasan COVID-19 di Jerman. Kelompok tersebut dijuluki dengan 'Reichsbürger' dan mereka menganggap bahwa negara Federasi Jerman tidaklah resmi. 

Menurut pakar ekstremis sayap kanan dari Amadeu Antonio Foundation, Nicholas Potter menyebut bahwa plot penculikan ini menunjukkan adanya tumpang tindih antara kekerasan yang dilakukan organisasi sayap kanan dan anti vaksin, yang mana mereka menganggap Menkes sebagai musuh nomor satu. 

"Melalui serangan kepada infrastruktur listrik Jerman, mereka rupanya berupaya untuk menyulut adanya kondisi yang mirip dengan perang sipil atau mereka kerap menyebutnya sebagai hari X" ungkap Potter. 

Plot hari X disebut sebagai hari di mana pelaku mempersenjatai diri dan melakukan aksi untuk menggulingkan pemerintahan. Bahkan upaya ini menjadi hal yang digaungkan dalam tindakan organisasi sayap kanan di Jerman beberapa tahun terakhir.  Pada Desember lalu, polisi juga berhasil menggagalkan kelompok konspirator radikal COVID-19 yang berniat membunuh perdana menteri di negara bagian Saxony. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us