Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Elon Musk Khawatir Tidak Cukup Manusia untuk Tinggal di Mars

Ilustrasi manusia di Mars (pexels.com/RODNAE Production)

Jakarta, IDN Times - Di tengah kekhawatiran masyarakat akan meledaknya populasi dunia, bos Tesla dan juga SpaceX, Elon Musk justru mengkhawatirkan penurunan populasi global. Dalam cuitan terakhirnya, Musk mewanti-wanti terjadinya keruntuhan populasi.

"Kita harus lebih khawatir tentang keruntuhan populasi," cuit orang terkaya di dunia itu melalui akun Twitter pribadinya (19/01).

Apa alasan atas ucapannya tersebut?

1. Prediksi PBB hanyalah omong kosong

Elon Musk mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan penduduk yang dibuat PBB hanya omong kosong. Berdasarkan laporan PBB pada 2019, populasi dunia diprediksi akan mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050 dan hampir mencapai 11 miliar pada 2100.

Musk menjelaskan, jika membandingkan angka kelahiran dan angka harapan hidup pada tahun sebelumnya, kita sedang mengalami tren penurunan jumlah populasi. Kecuali terjadi hal sebaliknya pada tahun ini.

2. Jika tidak ada cukup manusia di bumi, begitu pula untuk di Mars

Ilustrasi kegiatan manusia (pexels.com/Skitterphoto)

Elon Musk sudah sejak lama mengungkapkan ide gilanya agar manusia bisa pindah ke Mars. Menurut Musk, matahari akan menelan Bumi dan planet ini akan hancur, karena itu ia mengajak manusia untuk tinggal di Mars.

Namun, Musk khawatir rencananya itu dapat terhambat jika populasi manusia di Bumi terus mengalami penurunan. Pendiri SpaceX itu menyebutkan, tidak ada cukup manusia untuk dikirim ke Mars jika hal ini terus terjadi.

"Jika tidak ada cukup manusia di Bumi, maka tidak akan ada cukup manusia untuk (tinggal) di Mars," cuitnya.

3. Penduduk Jepang akan berkurang hampir setengahnya

Ilustrasi jalan sepi di Jepang (pexels.com/Donald Tong)

Dalam cuitannya yang lain, Musk juga menyinggung soal penurunan jumlah penduduk yang terjadi di Jepang. Menurut Musk, populasi Jepang akan berkurang hampir setengahnya, dari 126 juta jiwa menjadi hanya 68 juta jiwa. Ini akan membuat banyak kota mati atau kota hantu bermunculan di Jepang.

"Tahun lalu, Jepang mengalami 800 ribu kelahiran baru & memiliki angka harapan hidup 85 tahun (sangat tinggi!), menyiratkan populasi masa depan hanya 68 juta, turun hampir setengah dari populasi saat ini 126 juta. Kota hantu yang banyak," katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us