Gelang Emas Firaun 3.000 Tahun Raib dari Museum Kairo

- Gelang emas milik Raja Amenemope, firaun Dinasti ke-21 yang hilang dari Museum Mesir di Kairo
- Koleksi gelang untuk pameran Harta Karun Firaun di Roma bulan depan, langkah pengamanan dilakukan oleh kementerian
- Ancaman perdagangan gelap dan nasib gelang yang mungkin sudah dicuri serta kasus serupa di masa lalu
Jakarta, IDN Times – Pencarian besar-besaran tengah dilakukan di seluruh Mesir setelah gelang emas berusia 3 ribu tahun milik Raja Amenemope dari Dinasti ke-21 hilang dari Museum Mesir di Kairo. Artefak berhiaskan manik lapis lazuli biru tua bertabur emas itu terakhir terlihat di laboratorium restorasi museum di Tahrir Square. Kementerian Pariwisata dan Purbakala melaporkan kehilangan ini, dan kasusnya kini ditangani kepolisian serta kejaksaan.
Dilansir dari BBC, kementerian telah menyebarkan foto gelang tersebut ke bandara, pelabuhan, dan pos perbatasan untuk mencegah penyelundupan. Direktur jenderal museum mengatakan beberapa gambar yang ramai di media sosial bukanlah foto gelang yang hilang, melainkan artefak lain. Ia menambahkan bahwa pengumuman soal kehilangan ini sempat ditunda demi kelancaran investigasi.
1. Latar belakang Raja Amenemope dan gelangnya
Gelang tersebut adalah milik Amenemope, firaun Dinasti ke-21 yang berkuasa pada 993-984 SM dalam Periode Menengah Ketiga. Ia dikenal sebagai sosok penguasa yang kurang menonjol, awalnya dimakamkan di NRT IV, makam sederhana di kawasan Tanis, Delta Nil bagian timur. Beberapa tahun setelah itu, jasadnya dipindahkan agar dimakamkan di samping Psusennes I, raja kuat pada masanya.
Makam Amenemope kemudian ditemukan kembali pada 1940 oleh arkeolog Prancis Pierre Montet bersama Georges Goyon. Penemuan tersebut membuka tabir tentang keberadaan sang firaun yang sebelumnya jarang tercatat dalam sejarah Mesir. Gelang yang kini hilang menjadi salah satu peninggalan berharga dari periode itu.
2. Koleksi untuk pameran dan langkah pengamanan

Gelang ini termasuk koleksi yang disiapkan untuk pameran Harta Karun Firaun di Roma bulan depan. Media Al-Misri al-Yawm menulis bahwa kehilangan gelang baru diketahui beberapa hari terakhir saat staf museum mempersiapkan pengiriman puluhan artefak ke Italia. Museum Mesir sendiri adalah museum arkeologi tertua di Timur Tengah dengan lebih dari 170 ribu koleksi, termasuk topeng berlapis emas Amenemope.
Sebagai respons, kementerian membentuk komite khusus untuk memeriksa ulang semua artefak di laboratorium restorasi museum. Langkah ini dilakukan untuk memastikan tidak ada benda lain yang turut hilang. Laboratorium restorasi di Museum Mesir berperan penting dalam pelestarian sekaligus penelitian terhadap artefak berusia ribuan tahun.
3. Ancaman perdagangan gelap dan nasib gelang

Christos Tsirogiannis, arkeolog forensik dari Universitas Cambridge, menilai gelang itu mungkin sudah dicuri.
“Yang pertama adalah bahwa itu dicuri dan diselundupkan keluar sehingga akan muncul cepat atau lambat baik di platform online atau di galeri dealer atau rumah lelang,” katanya, dikutip dari CNN.
Ia menambahkan gelang bisa saja disertai bukti asal palsu, dilelehkan, atau berakhir di koleksi pribadi. Tsirogiannis menyebut kemungkinan gelang ditemukan kembali di sekitar museum, seperti kasus masa lalu di Mesir.
“Ada kasus seperti itu di masa lalu, terutama di Mesir selama Musim Semi Arab, di mana beberapa objek yang diambil dari museum ditemukan beberapa hari kemudian di taman atau ditinggalkan di museum,” ujarnya.
Ia menekankan peluang penemuan gelang masih terbuka selama penyelidikan berlangsung.
Perdagangan gelap artefak kuno menjadi ancaman serius bagi Mesir. Tahun lalu, otoritas menangkap dua pria yang mencoba mencuri ratusan artefak dari dasar laut Teluk Abu Qir dekat Alexandria untuk dijual. Negeri itu juga pernah kehilangan lukisan Poppy Flowers karya Vincent van Gogh senilai 55 juta dolar AS (setara Rp904 miliar), yang dicuri dari Museum Mohamed Mahmoud Khalil pada 1977, dicuri lagi pada 2010, dan belum pernah ditemukan hingga kini, dilansir dari NBC News.