Rusia Genosida di Ukraina? Ahli: Jangan Sembarangan Menuduh!

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberikan pernyataan dalam sebuah wawancara tentang kehancuran kota-kota Ukraina dan ribuan warga sipil yang terbunuh. Dia mengatakan "memang, ini adalah genosida, penghapusan seluruh bangsa dan rakyat," kutip CBS News.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki minggu keenam dan tidak ada tanda-tanda perang akan berhenti dalam waktu dekat. Pasukan Rusia kini mengalihkan serangan ke Donbass, Ukraina timur, dan mundur dari sekitar ibu kota Kiev.
Tapi kemunduran Rusia dari Kiev meninggalkan kepedihan. Dokumentasi media menyebutkan ratusan warga sipil tewas, beberapa dengan tangan terikat, dan ditemukan pula kuburan massal. Temuan ini memicu kemarahan internasional.
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, menyerukan penyelidikan internasional dilakukan. Dilansir The Guardian, dia juga menyebut tindakan pasukan Rusia sebagai genosida. Benarkah terjadi genosida di Ukraina? Para ahli memperingatkan untuk tidak sembarangan menggunakan tuduhan itu.
1. Vladimir Putin menuduh Ukraina melakukan genosida terhadap rakyat penutur bahasa Rusia

Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022. Lebih dari satu bulan selanjutnya, perang terus terjadi, ribuan tentara tewas dari dua belah pihak, ribuan warga sipil Ukraina tewas, termasuk perempuan dan anak-anak dan lebih dari 4 juta rakyat Ukraina mengungsi ke luar negeri.
Presiden Rusia menyebut invasinya sebagai operasi militer khusus. Serangan itu dilandasi dengan dua tujuan yaitu untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi pemerintah Ukraina.
Dikutip dari Al Jazeera, Putin pernah menuduh bahwa Kiev telah melakukan genosida terhadap penduduk berbahasa Rusia di wilayah Donbass, khususnya di Donetsk dan Luhansk. Dua wilayah itu dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
Pasukan Vladimir Putin dikerahkan untuk membantu rakyat penutur bahasa Rusia di Ukraina itu, agar terhindar dari diskriminasi dan kekejaman yang dilakukan pemerintah Ukraina. Moskow mengklaim punya tanggungjawab membantu.
2. Apa itu genosida?

Perang di Ukraina tidak hanya pertempuran hidup mati para tentara di lapangan. Akan tetapi juga pertempuran retorika, baik antara Rusia melawan Ukraina, juga antara para pendukung Ukraina dan pendukung Rusia.
Presiden Putin memiliki pembenaran perang yang dilakukan untuk membantu rakyat Ukraina penutur bahasa Rusia, karena Kiev dituduh melakukan genosida. Di sisi sebaliknya, Ukraina dan beberapa pejabat negara UE menuduh Rusia telah melakukan genosida.
Amerika Serikat (AS), pendukung utama Ukraina, lebih berhati-hati menggunakan istilah tersebut dan tidak menuduh Rusia melakukan genosida. Lalu apa sebenarnya genosida?
Menurut United States Holocaust Memorial Museum, genosida adalah bentuk kejahatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras, atau agama.
Ada lima kategori yang termasuk dalam tindakan kejahatan tersebut yaitu:
- Membunuh anggota kelompok
- Menyebabkan cedera fisik atau mental yang serius pada anggota kelompok
- Dengan sengaja menimbulkan kondisi kehidupan kelompok yang diperhitungkan akan menyebabkan kehancuran fisiknya secara keseluruhan atau sebagian
- Memaksakan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran di dalam kelompok
- Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok ke kelompok lain
Ada bentuk kejahatan lain yang dianggap serius, tapi tidak masuk dalam genosida. Kejahatan tersebut kerap disebut termasuk kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, pembersihan etnis dan pembunuhan massal.
Dalam salah satu contoh kasus, perang di Ethiopia antara pasukan pemerintah melawan pejuang Tigray yang telah terjadi sejak 2020 sampai saat ini.
Organisasi HAM Human Rights Watch dan Amnesty International menuduh dua pasukan yang bertikai sama-sama melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan salah satunya upaya pembersihan etnis. Tapi tidak ada tuduhan genosida.
3. Apakah Rusia melakukan genosida di Ukraina?
Sejak mundurnya pasukan Rusia dari sekitar Kiev, ada satu episode kelam yang terjadi di kota Bucha. Sekitar 300 warga sipil Ukraina tewas, puluhan mayat tergeletak di jalanan dan beberapa di antaranya dengan tangan terikat. Puluhan lain ditemukan dalam kuburan massal.
Dokumentasi tentang pembunuhan itu telah menyebabkan kemarahan internasional khususnya pihak pendukung Ukraina. Tuduhan bahwa Rusia melakukan genosida semakin mengemuka, baik dari Ukraina atau dari beberapa pejabat negara UE.
Rusia sendiri menuduh dokumentasi Bucha adalah propaganda Kiev yang dipentaskan untuk media Barat. China, sekutu dekat Rusia, menilai peristiwa itu mengganggu dan meminta penyelidikan tentang kebenarannya sebelum memberikan tuduhan.
Dikutip dari Just Security, Jonathan Leader Maynard, dosen Politik Internasional di King's College London yang khusus mengkaji genosida, memperingatkan untuk tidak sembarangan membesarkan retorika genosida.
Baginya, pertumbuhan retorika genosida semacam itu sangat mengkhawatirkan karena belum cukup bukti yang dikumpulkan. Perlu mengumpulkan bukti yang kompleks tentang sikap spesifik para pelaku, pola kekerasan yang mereka lakukan, dan hubungan di antara keduanya.
"Akibatnya, berdasarkan bukti yang tersedia, saat ini kami tidak berada pada tahap di mana kami dapat dengan yakin mengonfirmasi (atau menyangkal) bahwa pemerintah Rusia melakukan genosida di Ukraina," catatnya.
Dua hal yang penting perlu diperhatikan menurut Maynard. Pertama, dia membenarkan pasukan Rusia melakukan kejahatan. Kedua, ada indikasi menuju perbuatan genosida karena media Rusia milik pemerintah, menyerukan agar rakyat Ukraina dibunuh dalam jumlah besar dengan alasan bahwa mereka semua pada dasarnya adalah Nazi.
4. Tuduhan genosida tidak untuk permainan politik

Genosida bisa disebut sebagai kejahatan yang paling jahat. Menggunakan istilah itu sebagai tuduhan, akan memiliki efek yang benar-benar menghantam. Juan Mendez, mantan penasihat khusus PBB tentang pencegahan genosida, mengingatkan bagaimana tuduhan genosida bisa berbahaya.
Dikutip dari Al Jazeera, "sangat penting untuk tidak menganggap (peristiwa sebagai) genosida karena kemudian itu menjadi permainan politik: 'Anda adalah genosida, dan kami adalah orang baik'."
Menurutnya, perlu diselidiki lebih dahulu untuk mengumpulkan bukti-bukti. Dia sendiri mengakui bakal ada kesalahan serius ketika mengabaikan fakta korban warga sipil di Ukraina akibat serangan Rusia. Ukraina sendiri memiliki kondisi yang sesuai dengan definisi parsial genosida. "Tetapi fakta bahwa warga sipil mati belum tentu genosida," ujarnya.
Presiden AS Joe Biden juga pernah ditanya wartawan apakah pembunuhan warga sipil di Bucha, Ukraina, oleh tentara Rusia adalah genosida. Dia menjawab, "tidak, saya pikir itu kejahatan perang."
Jake Sullivan, penasihat keamanan Gedung Putih juga mengatakan sedang memantau situasi, tetapi belum melihat "tingkat perampasan sistematis kehidupan rakyat Ukraina untuk naik ke tingkat genosida."
Apakah suatu negara melakukan genosida atau tidak, juga perlu melewati pengadilan internasional untuk memutuskan, dan itu juga bukan proses yang cepat. Alexander Hinton, seorang profesor antropologi di Pusat Studi Genosida dan HAM Universitas Rutgers, mengatakan bahwa membuktikan genosida itu sulit, terutama di pengadilan.
Tapi bagi Hinton, tentara Rusia yang membunuhi warga sipil, mendeportasi paksa warga Ukraina ke Rusia, mengebom rumah sakit, dan menciptakan kondisi kehidupan sulit di beberapa wilayah Ukraina, ada risiko Rusia akan melakukan genosida, tulis The Conversation.