Hakim AS Blokir Deportasi Imigran Anak-anak Asal Guatemala

- Anak imigran asal Guatemala tidak boleh dideportasi
- Deportasi berpotensi membahayakan imigran anak asal Guatemala
- Guatemala akan menampung anak yang dideportasi dari AS
Jakarta, IDN Times - Hakim Amerika Serikat (AS), pada Minggu (31/8/2025), resmi memblokir pemerintahan Presiden AS, Donald Trump untuk mendeportasi puluhan anak-anak imigran ke negara asalnya di Guatemala.
“Semua pesawat sudah mendarat dan kemungkinan ada pesawat yang sudah terbang, tapi kembali lagi setelah perintah ini diputuskan,” ungkap Wakil Asisten Jaksa Agung AS, Drew Ensign, dikutip BBC.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump sudah melakukan upaya untuk memperketat perbatasan. Selain itu, AS sudah menangkap dan mendeportasi imigran ilegal di negaranya.
1. Imigran di bawah umur asal tidak boleh dideportasi
Departemen Kesehatan dan Kemanusiaan, Pengungsi AS (HHS) mengatakan bahwa anak di bawah umur tidak dapat dideportasi, tapi tidak memperoleh keuntungan dari seluruh proses imigrasi.
Sementara, imigran anak-anak tanpa orang tua dapat dikembalikan bersama keluarganya di negara asalnya, tapi harus melalui proses hukum. Anak tersebut dapat membela diri dan baru dapat dideportasi jika keputusan yang terbaik dipulangkan.
“Akhir pekan ini, tidak ada peringatan di awal atas apa yang terjadi. Pada dasarnya, operasi ini dilakukan secara tergesa-gesa dan berlangsung pada tengah malam,” ungkap Jaksa dari National Center for Youth Law, Becky Wolozin, dikutip dari NPR.
Pengadilan AS menduga pemerintah AS berencana untuk mendeportasi sebanyak 600 imigran anak asal Guatemala dari shelter HHS.
2. Deportasi akan berpotensi membahayakan imigran anak asal Guatemala

Kuasa hukum dari imigran anak-anak asal Guatemala tersebut mengatakan bahwa pemerintah telah menghapus hak mereka untuk mendapatkan suaka di AS.
“Dengan mengirimkan anak-anak tersebut ke Guatemala. Maka, pemerintah AS sengaja mengirimkan anak-anak itu ke dalam risiko kekerasan, ketidakpedulian, persekusi, dan kekerasan,” ungkapnya.
Sementara, National Immigration Law Center menyatakan niatnya untuk melanjutkan perlawanan dalam melindungi anak-anak Guatemala dari ancaman deportasi.
“Pada malam hari, pemerintahan Trump berusaha membahayakan anak-anak dengan mengembalikannya ke Guatemala. Kami tersanjung dengan pengadilan yang berani mencegah tindakan ini,” terang Kepala National Immigration Law Center, Efren Olivares.
3. Guatemala umumkan akan menampung anak yang dideportasi dari AS
Pada hari yang sama, Guatemala memublikasikan langkah pencegahan anak-anak untuk ditampung di shelter dan pusat penahanan di AS. Mereka akan membantu dalam mengoordinasi pemulangan anak-anak Guatemala untuk bertemu keluarganya.
Pemerintah Guatemala menyebut akan mengidentifikasi anak-anak Guatemala dan memasukkannya dalam program sosial. Semua aksi tersebut harus dilakukan dengan menjunjung hak asasi manusia.
Pada Juni, Guatemala setuju menerima sejumlah imigran yang dideportasi dari AS, tapi berasal dari negara lain. Imigran tersebut diharuskan memproses pencarian suaka AS di Guatemala.