Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Imam Masjid Gay Pertama di Dunia Tewas Ditembak di Afrika Selatan

ilustrasi orang memegang senjata (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi orang memegang senjata (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Jakarta, IDN Times - Muhsin Hendricks, pria yang dianggap sebagai imam gay pertama di dunia, tewas ditembak di Afrika Selatan pekan lalu. Kelompok hak asasi manusia khawatir insiden ini merupakan kejahatan bermotif kebencian.

Pria berusia 58 tahun itu dibunuh pada Sabtu (15/2/2025) pagi, setelah mobil yang ditumpanginya disergap di dekat kota selatan Gqeberha. 

"Dua pelaku tak dikenal dengan wajah tertutup keluar dari kendaraan dan mulai melepaskan beberapa tembakan ke arah mobil tersebut. Setelah itu, mereka melarikan diri dari lokasi kejadian, dan pengemudi menyadari bahwa Hendricks, yang duduk di bagian belakang kendaraan, telah tertembak dan tewas," kata kepolisian Eastern Cape dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu terekam dalam kamera CCTV dan telah dibagikan secara luas di media sosial. Polisi mengatakan bahwa motif pembunuhan masih belum jelas. 

1. Komunitas LGBTQ+ kecam pembunuhan Hendricks

Berita kematian Hendricks sontak mengejutkan masyarakat luas, terutama komunitas LGBTQ+.  Asosiasi Internasional Lesbian, Gay, Biseksual, Trans dan Interseks (ILGA World) mengecam pembunuhan tersebut pada Sabtu.

"Keluarga besar ILGA World sangat terkejut dengan berita pembunuhan Muhsin Hendricks dan menyerukan kepada pihak berwenang untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang kami khawatirkan sebagai kejahatan bermotif kebencian," kata Julia Ehrt, direktur eksekutif ILGA World.

Departemen Kehakiman dan Pengembangan Konstitusi Afrika Selatan juga turut berduka cita atas meninggalnya Hendricks. Pihaknya berjanji akan memastikan keadilan ditegakkan jika kematian tersebut terbukti merupakan kejahatan bermotif kebencian.

2. Afrika Selatan termasuk negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia

Dilansir dari CNN, Dewan Peradilan Muslim Afrika Selatan (MJC) juga mengecam keras pembunuhan tersebut.

“Pembunuhan itu diduga dilatarbelakangi oleh kebencian terhadap Muhsin Hendricks karena pandangannya tentang hubungan sesama jenis. Meskipun MJC secara konsisten menyatakan bahwa posisi Muhsin tidak sesuai dengan ajaran Islam, kami dengan tegas mengutuk pembunuhannya dan segala tindakan kekerasan yang menargetkan anggota komunitas LGBTQ atau komunitas lainnya,” kata MJC.

Dilansir dari BBC, Afrika Selatan memiliki konstitusi yang melindungi masyarakat dari diskriminasi yang berhubungan dengan orientasi seksual mereka. Pada 2006, negara ini menjadi yang pertama di Afrika yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Meskipun komunitas LGBTQ+ telah berkembang pesat, kaum gay di sana masih menghadapi diskriminasi dan kekerasan. Afrika Selatan juga termasuk negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.

3. Mengaku sebagai gay pada 1996

Dilansir dari The Guardian, Hendricks pertama kali mengungkapkan dirinya sebagai gay pada 1996. Dua tahun kemudian, ia mulai mengadakan pertemuan di kota asalnya, Cape Town, bagi Muslim LGBTQ+. Pria itu pun dianggap sebagai imam bagi komunitas tersebut.

Pada 2011, Hendricks mendirikan masjid Al-Ghurbaah di Wynberg, dekat Cape Town, untuk menyediakan ruang aman bagi Muslim queer dan perempuan yang menghadapi diskriminasi agar dapat menjalankan ibadah.

Ia juga pernah menjadi subjek dalam film dokumenter berjudul "The Radical" pada 2022, di mana ia mengungkapkan tentang ancaman yang dihadapinya.

"Kebutuhan untuk tetap otentik lebih besar daripada ketakutan untuk mati," ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us