Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Imbas Krisis Energi, Junta Myanmar Beli Minyak dari Rusia

bendera Myanmar (pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Myanmar mulai membeli produk minyak dari Rusia dan mengharapkan pengiriman bahan bakar diesel dalam beberapa hari mendatang. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh pemimpin Myanmar de facto, Jenderal Min Aung Hlaing, pada Rabu (07/09/2022). 

Min Aung Hlaing mengatakan bahwa dirinya telah berkunjung ke Rusia sekitar 2 bulan lalu. Hal ini merupakan respons dari dijatuhkannya sanksi internasional akibat pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

1. Pengiriman minyak Rusia ke Myanmar berjalan dengan lancar

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Myanmar dikabarkan telah melakukan kesepakatan untuk menerima pasokan minyak dari Rusia.

“Pengiriman produk minyak bumi dari Rusia ke Myanmar sudah berjalan dengan sukses,” kata Min Aung Hlaing kepada kantor berita Rusia RIA Novosti, dilansir The Moscow Times

Minyak dari Rusia akan tiba di Myanmar dalam beberapa hari mendatang. Selain itu, Myanmar juga akan melakukan pembayaran dengan rubel sesuai dengan perminyaan Rusia.

“Kami akan menerima pengiriman pertama bahan bakar diesel dari Rusia dalam beberapa hari. Mata uang apa pun yang diterima pihak Rusia, itulah yang akan kami bayar. Ini membuat kami lebih mudah karena ada banyak batasan untuk menerima dan mentransfer dalam mata uang lain,” kata Min Aung Hlaing.

2. Myanmar merapat ke poros Rusia sejak disanksi negara-negara Barat

Sejak kudeta yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 lalu, Myanmar menghadapi berbagai sanksi dari negara-negara Barat. Tak hanya itu, Myanmar juga dikucilkan oleh negara-negara Asia lainnya. 

Min Aung Hlaing kemungkinan tak diundang ke pertemuan puncak para kepala pemerintahan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) di Phnom Penh, Kamboja, pada November 2022.

Negara-negara Asia Tenggara tampaknya telah frustrasi atas kegagalan para jenderal untuk membuat kemajuan pada kesepakatan yang bertujuan menyelesaikan krisis keamanan di Myanmar. 

Myanmar berada dalam kekacauan dan ekonominya lumpuh, saat rezim militer bergerak untuk melawan para demonstran yang mengecam ketidakadilan. Lebih dari 2.200 orang tewas dalam tindakan keras itu.

Sementara itu, Rusia berada di bawah berbagai sanksi internasional setelah invasi Februari 2022 ke Ukraina. Sejak itu, junta Myanmar telah berusaha untuk memperdalam hubungan dengan Rusia. 

3. Hubungan mutualisme antara Myanmar dan Rusia

Presiden Putin sedang rapat terkait bantuan di Donbas (twitter.com/KremlinRussia_E)

Min Aung Hlaing dikabarkan setuju untuk mengimpor bensin dari Rusia selama perjalanan terakhirnya ke Rusia pada Juli 2022 lalu. Myanmar terpaksa mengimpor bahan bakar minyak setelah harga bensin melonjak akibat pasokan menipis. 

Di sisi lain, Rusia sedang mencari tujuan ekspor baru untuk energinya di tengah sanksi Barat atas invasi ke Ukraina. Sejauh ini, China dan India telah memanfaatkan situasi ini untuk membeli minyak murah dari Rusia. 

Hubungan Rusia dan Myanmar sebenarnya sudah harmonis dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, Rusia adalah sekutu utama dan pemasok senjata militer Myanmar.

Sementara itu, hubungan Myanmar dan Amerika Serikat (AS) cukup merenggang. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah memperingatkan masyarakat internasional untuk menolak pemilihan palsu di Myanmar. 

Partai National League for Democracy (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi memenangkan pemilihan terakhir pada November 2020 dengan telak mengalahkan partai yang dipimpin junta Myanmar. Junta militer mengklaim ada penyimpangan atau kecurangan walaupun para ahli tidak menemukan bukti-bukti tuduhan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us