Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Kesepakatan Militer dan Oposisi Sudan Soal Masa Transisi 3 Tahun

twitter.com/TheYemenitePost
twitter.com/TheYemenitePost

Pemimpin militer Sudan dengan pihak kelompok oposisi resmi menyatakan sepakat masa transisi selama 3 tahun. Hal ini juga termasuk dalam membentuk Dewan Kedaulatan yang baru hingga sampai Pemilihan Umum berikutnya.

Pihak militer Sudan menambahkan kesepakatan akhir tentang transisi akan tercapai dalam 1 hari ke depan. Letnan Jenderal Yasser Al Atta mengatakan DFCF akan memiliki dua pertiga kursi Dewan Legislatif selama transisi dan partai-partai yang bukan bagian dari aliansi akan mengambil sisanya.

Lalu apa bagaimana pembagian kekuasan gabungan militer-sipil di Sudan? Lebih jelasnya simak ulasan berikut ini.

1. Pihak militer mengatakan oposisi akan menguasai dua pertiga kursi di Dewan Legislatif

twitter.com/BBCAfrica
twitter.com/BBCAfrica

Dilansir dari BBC, Dewan Militer Transisi Sudan (TMC) dan pihak oposisi Deklarasi Kebebasan dan Perubahan Pasukan (DFCF) sepakat periode transisi negara akan berlangsung selama 3 tahun. Pihak militer Sudan menambahkan kesepakatan akhir tentang transisi akan tercapai dalam 1 hari ke depan.

Letnan Jenderal Yasser Al Atta mengatakan DFCF akan memiliki dua pertiga kursi Dewan Legislatif selama transisi dan partai-partai yang bukan bagian dari aliansi akan mengambil sisanya.

Salah seorang anggota DFCF, Satea Al Hajj, mengatakan sudut pandangnya dekat dan mudah-mudahan pihaknya akan segera mencapai kesepakatan mengenai komposisi Dewan Kedaulatan baru yang akan memimpin negara hingga Pemilihan Umum mendatang.

2. Sebelumnya, aliansi oposisi sempat menyalahkan militer Sudan karena kekerasan di jalanan

twitter.com/MiddleEastMnt
twitter.com/MiddleEastMnt

Pada Selasa lalu, aliansi oposisi Sudan sempat menyalahkan pihak militer Sudan karena kekerasan jalanan yang memperumit upaya untuk menegosiasikan penyerahan kekuasaan kepada warga sipil setelah penggulingan Presiden Sudan, Omar Al Bashir, pada April 2019 lalu.

Tokoh DFCF lainnya, Madani Abbas Madani, mengatakan bahwa sangat jelas ada kekuatan kontra-revolusioner yang secara alami tidak senang dengan kemajuan dalam negosiasi. Setidaknya sebanyak 4 orang tewas dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka dalam protes yang terjadi pada Senin, 13 Mei 2019.

Madani telah berbicara melalui konferensi pers bersama Letnan Jenderal  Yasser Al Atta mengatakan TMC telah membentuk komite untuk menyelidiki penembakan para pengunjuk rasa. Dia juga mengatakan komite bersama dibentuk dengan DFCF untuk menggagalkan upaya memecah belah di Kementerian Pertahanan.

3. Amerika Serikat mendukung sikap aliansi oposisi Sudan

twitter.com/AJENews
twitter.com/AJENews

Korban tewas ketika itu yakni 1 orang polisi militer dan 3 orang demonstran. Ini adalah korban tewas pertama setelah berbulan-bulan demonstrasi yang menyebabkan tergulingnya Omar Al Bashir.

Amerika Serikat justru mendukung sikap aliansi oposisi Sudan yang menyalahkan pihak militer atas kekacauan yang terjadi pada Senin, 13 Mei 2019, lalu.

"Keputusan oleh pasukan keamanan untuk meningkatkan penggunaan kekuatan, termasuk penggunaan gas air mata yang tidak perlu, mengarah langsung ke kekerasan yang tidak dapat diterima di kemudian hari bahwa TMC tidak dapat mengendalikan," ungkap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sudan seperti dikutip dari Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Efendi Ari Wibowo
EditorEfendi Ari Wibowo
Follow Us