Iran Tolak Kaukasus Selatan Dijadikan Arena Perebutan Pengaruh

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Nasser Kanani menolak kawasan Kaukasus Selatan dijadikan arena perebutan pengaruh geopolitik. Dalam pernyataan pada Rabu (10/4/2024), dia menekankan pentingnya kerja sama regional untuk meningkatkan stabilitas dan perdamaian di kawasan Kaukasus.
Situasi di Kaukasus Selatan terus memanas di tengah ketegangan Armenia-Azerbaijan. Selain itu, upaya Armenia untuk mendekatkan diri dengan Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan akan menyulut persaingan baru dengan Rusia yang berimbas pada negara sekitarnya.
1. Iran serukan peningkatan komunikasi antarnegara di Kaukasus Selatan
Kanani menyebut bahwa peningkatan komunikasi antarnegara di Kaukasus Selatan harus terus diadakan dalam menyelesaikan konflik Armenia-Azerbaijan dan perselisihan lain di kawasan tersebut.
"Penguatan kerja sama ekonomi dan ekspansi komunikasi antarnegara akan berperan penting dalam membangun perdamaian dan stabilitas, serta pembangunan ekonomi di kawasan Kaukasus," terangnya, dikutip RFE/RL.
Ia menekankan dibutuhkannya kapasitas regional, termasuk mekanisme konsultasi 3+3 dalam menyelesaikan perselisihan Armenia-Azerbaijan yang berdampak luas pada kawasan Kaukasus Selatan.
Format tersebut diinisiasi Turki dan didukung oleh Rusia setelah pecahnya perang Armenia-Azerbaijan pada 2020. Format tersebut diikuti oleh Armenia, Azerbaijan, dan Georgia, bersama dengan tiga kekuatan regional, yakni Rusia, Turki, dan Iran.
2. Armenia menyatakan hubungannya dengan Iran sama dengan Barat

Pada hari yang sama, Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan megatakan bahwa hubungan dengan Iran tidak akan dibedakan dengan Barat. Ia pun menyebut hubungan dengan Iran sangat baik.
"Hubungan kami dengan negara tetangga yang memiliki tradisi kenegaraan berdasarkan kepentingan sama yang membuat relasi ini spesial. Terlebih, kami tidak membedakan pembangunan relasi dengan Barat dan relasi dengan Iran," ungkapnya.
Pashinyan menyatakan bahwa resolusi ini mereferensikan sebuah persepsi strategis hubungan regional Armenia pada umumnya.
"Kami mengadopsi relasi politik yang cukup sulit untuk diselesaikan. Ini jelas dibutuhkan untuk membangun kebijakan luar negeri dalam logika kedaulatan dan beberapa detail yang mungkin lebih diperhatikan," sambungnya.
3. Rusia sebut Barat hanya berniat merusak situasi di Kaukasus Selatan
Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova mengecam intervensi dari luar regional dalam urusan negara-negara kawasan Kaukasus Selatan. Ia pun mengecam perpecahan antarnegara di kawasan tersebut.
"Kami meyakinkan bahwa penting untuk menyelesaikan segala masalah problematik dengan cara konstruktif dengan mencari kesepahaman sesuai dengan prinsip tanggung jawab regional yang disetujui di Teheran pada 2023 pada sesi kedua platform 3+3," tuturnya, dikutip News AM.
"Peran Barat jelas hanya untuk merusak situasi di kawasan karena tujuan mereka berlawanan sesuai dengan sejarahnya dan tidak ada contoh peran konstruktif yang ditunjukkannya," tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa situasi negara-negara di kawasan Kaukasus Selatan akan berujung pada bencana jika Barat dibiarkan begitu saja.