Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Lancarkan Ratusan Serangan Udara ke Suriah 

ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)

Jakarta, IDN Times - Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran ke berbagai target militer di Suriah, termasuk ibu kota Damaskus pada Senin (9/12/2024). Serangan ini terjadi sehari setelah jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang telah berkuasa selama 24 tahun.

Pasukan udara Israel menargetkan berbagai fasilitas strategis seperti sistem pertahanan udara, gudang penyimpanan rudal, pusat produksi senjata, serta lokasi persenjataan berat lainnya. Aksi militer ini dilakukan menyusul kekhawatiran Tel Aviv terhadap kemungkinan jatuhnya senjata-senjata canggih ke tangan kelompok yang dianggap ekstremis.

Organisasi pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), melaporkan lebih dari 100 serangan udara Israel telah dilakukan. Sementara, sumber intelijen Barat memperkirakan jumlah total mencapai 300 serangan.

1. Serangan bertubi-tubi ke pangkalan udara strategis

Melansir Times of Israel, serangan Israel telah menghantam setidaknya tiga pangkalan udara utama yang menampung puluhan helikopter dan jet tempur. Pangkalan-pangkalan tersebut meliputi pangkalan udara Qamishli di timur laut Suriah, pangkalan Shinshar di wilayah Homs, serta bandara Aqrba di barat daya Damaskus.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan militernya akan terus menghancurkan persenjataan strategis berat di seluruh wilayah Suriah.

"Kami akan memusnahkan sistem rudal darat ke udara, sistem pertahanan udara, rudal darat ke darat, rudal jelajah, roket jarak jauh, dan rudal pesisir," ujar Katz, dilansir Reuters.

Pejabat senior Israel menyatakan, serangan udara akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Prioritas serangan ditujukan pada fasilitas-fasilitas yang diduga menyimpan senjata canggih peninggalan rezim Assad.

Pasukan Israel juga menargetkan pusat penelitian Barzah yang diduga memiliki kaitan erat dengan program pengembangan senjata kimia Suriah. Pusat penelitian ini sebelumnya telah mendapat sanksi internasional karena aktivitasnya. 

2. Cadangan senjata kimia Suriah picu kekhawatiran

sudut kota Aleppo, Suriah. (unsplash.com/Aladdin Hammami)

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) telah mengeluarkan peringatan serius kepada pihak berwenang di Suriah. Mereka meminta jaminan keamanan terhadap dugaan cadangan senjata kimia yang masih tersisa di negara tersebut.

BBC mengonfirmasi antara 2014 hingga 2018 senjata kimia telah digunakan setidaknya 106 kali selama perang saudara di negara tersebut.

Suriah sebenarnya telah menandatangani Sertifikat Senjata Kimia OPCW pada 2013. Penandatanganan ini dilakukan sebulan setelah serangan senjata kimia mematikan di pinggiran Damaskus yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.

OPCW dan PBB juga telah memusnahkan 1.300 ton bahan kimia yang dilaporkan pemerintah Suriah. Namun, badan Assad dicurigai masih memiliki simpanan yang tidak dilaporkan.

"Tujuan kami hanya untuk memastikan keamanan warga Israel. Itulah mengapa kami menyerang sistem persenjataan strategis seperti sisa senjata kimia atau rudal dan roket jarak jauh agar tidak jatuh ke tangan kelompok ekstremis," kata Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar, dilansir WSJ. 

3. Israel duduki zona penyangga di Dataran Tinggi Golan

tank bekas Israel di Dataran Tinggi Golan. (unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Israel segera menduduki zona penyangga di Dataran Tinggi Golan. Ini pertama kalinya pasukan Israel memasuki zona demiliterisasi sejak perjanjian gencatan senjata 1974.

Melansir BBC, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut runtuhnya rezim Assad sebagai momen bersejarah di Timur Tengah. Netanyahu mengatakan bahwa kehadiran militer Israel di zona penyangga bersifat sementara hingga ditemukan solusi yang sesuai.

Saar menyatakan negaranya tidak berniat mencampuri urusan internal Suriah.

"Ini berada dekat perbatasan kami, terkadang hanya beberapa ratus meter, kadang satu atau dua kilometer. Langkah ini sangat terbatas dan bersifat sementara, yang kami ambil demi alasan keamanan," kata Saar.

Amerika Serikat (AS) juga melancarkan serangan ke Suriah. Pasukan AS menghantam lebih dari 75 target ISIS di Suriah tengah pada hari Minggu (8/12/2024). Target yang disasar termasuk kamp pelatihan dan pusat operasi kelompok  tersebut.

Jenderal Michael Erik Kurilla, kepala Komando Pusat AS, memperingatkan bahwa AS tidak akan membiarkan ISIS memanfaatkan situasi di Suriah untuk bangkit kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us