Israrel Bunuh Tiga Warga Palestina dalam 2 Insiden Terpisah

Jakarta, IDN Times - Hamza Maqbool dan Khairi Shaheen tewas dibunuh oleh pasukan Israel di Nablus pada Jumat (7/7/2023). Dalam kejadian terpisah di Ramallah, Abdul Jawwad Saleh juga tewas ditembak pasukan Israel pada malam harinya.
Pasukan Israel disebut menggerebek Nablus untuk mencari dua orang. Salah satunya dituduh berafiliasi dengan Brogade Martir al-Aqsa. Penduduk setempat menggambarkan penggerebekan itu sebagai invasi.
Di Ramallah yang diduduki Israel, warga melakukan protes terhadap pos pemukiman ilegal. Warga melempari batu ke pasukan Israel yang membalas dengan tembakan dan menewaskan Saleh.
1. Dieksekusi di dalam rumah

Pasukan Israel mendatangi Nablus sambil menggunakan pengeras suara untuk meminta dua orang yang dicari agar menyerahkan diri. Tapi, mereka menghadapi alat peledak improvisasi yang berujung pada tambahan bantuan personel dan bentrokan bersenjata.
Dilansir The Guardian, Bulan Sabit Merah memindahkan dua warga Palestina yang tewas, yang berusia 34 dan 32 tahun. Mereka dikepung di sebuah rumah dan dieksekusi. Dalam insiden tersebut, tiga orang lainnya dilaporkan terluka.
Tentara Israel menejelaskan tidak ada korban luka di antara pasukannya. Mereka menyerbu Nablus untuk memburu dua orang yang diduga terkait dengan penembakan terhadap polisi di pemukiman Tepi Barat pada awal bulan.
2. Ditembak dalam protes pendirian pos pemukiman ilegal
Pada Jumat sore, tentara Israel dalam insiden terpisah di Ramallah di Tepi Barat, dilaporkan menembak mati seorang warga Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, seorang pria dengan luka parah di dada tiba di Rumah Sakit Arab Istishari di desa Umm Safa dan dinyatakan meninggal 30 menit kemudian.
Dilansir Middle East Eye, dia diidentifikasi sebagai Abdel-Jawad Saleh. Pasukan Israel terlihat di Umm Safa sudah sejak pagi hari.
Penduduk setempat berkumpul untuk melakukan protes pendirian pos pemukiman baru di dekat pintu masuk desa. Pemukim Israel yang dilindungi tentara menyerang dengan tongkat dan batu, sehingga bentrokan saling lempar batu pun terjadi.
Di tengah ketegangan tersebut, tentara Israel melepaskan tembakan yang menewaskan Saleh yang saat itu berada di wilayah utara desa Umm Safa. Israel disebut sedang memeriksa laporan tersebut.
3. Eskalasi yang disebabkan Israel bisa memicu radikalisasi

Kematian tiga warga Palestina terbaru menambah daftar panjang korban dalam konflik Israel-Palestina. Pekan ini disebut sebagai pekan mematikan dengan 15 orang Palestina telah tewas.
Dilansir Al Jazeera, dua insiden terjadi kurang dari dua hari usai tentara Israel menyerbu kamp pengungsi Jenin yang menewaskan 12 warga dan melukai 140 orang lainnya. Ribuan lainnya terpaksa melarikan diri karena rumahnya dihancurkan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Kamis, menyebut ada kekuatan berlebihan yang digunakan oleh Israel. Dia mengatakan, eskalasi bukanlah jawaban meski Israel punya kekhawatiran yang sah atas keamanannya.
"(Eskalasi) Ini hanya mendukung radikalisasi dan mengarah pada siklus kekerasan dan pertumpahan darah yang semakin dalam," kata Guterres.