Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jelang Pemilu Australia, Morrison: Jangan Pilih Oposisi, Belum Teruji

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Twitter.com/ScottMorrisonMP)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, pada Minggu (10/4/2022) mengumumkan bahwa Australia akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada 21 Mei mendatang. 

Dilansir Reuters, nantinya kampanye Morrison akan fokus pada memperjuangkan soal tekanan biaya hidup, perubahan iklim, serta menjawab berbagai pertanyaan tentang karakter, dan kompetensi partai-partai besar.

1. Koalisi Partai Konservatif vs Partai Buruh

Ilustrasi kotak suara. (unsplash.com/Element5 Digital)

Morrison sebelumnya bertemu dengan Gubernur Jenderal David Hurley, yang merupakan perwakilan negara Australia untuk Ratu Elizabeth II, guna menentukan tanggal pemilu, dilansir Asahi Shimbun.

Morrison menyerukan agar para pemilih tetap mendukung pemerintah yang telah menekan angka kematian selama pandemik COVID-19, ketimbang harus mengambil risiko dan memilih oposisi, Partai Buruh.

Dia juga mengatakan bahwa ini bukan waktunya untuk menyerahkan kendali kepada pemimpin oposisi Partai Buruh yang belum teruji, Anthony Albanese, dikutip dari Al Jazeera.

Morrison mengatakan bahwa Partai Buruh akan melemahkan ekonomi negara dengan pajak dan defisit yang lebih tinggi, di saat Australia memimpin sebagian besar negara lain dalam pemulihan dari kemerosotan imbas pandemik.

Di sisi lain, Partai Buruh berjanji untuk menawarkan alternatif ekonomi yang lebih baik bagi Australia, di mana pemimpin partai tersebut menyoroti biaya makanan, bahan bakar, perawatan anak, dan perawatan kesehatan telah melonjak, sementara upah tetap datar sejak koalisi konservatif mulai menjabat pada 2013.

"Ketika anda merasa ngeri saat anda membayar tagihan supermarket anda, ingatlah pemerintah Morrison yang berusaha keras untuk menutup paket pembayaran anda," kata Albanese, pada sebuah opini yang dirilis pada Sabtu.

2. Tentang koalisi Morrison

PM Scott Morrison saat melakukan diskusi melalui daring bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Desember 2020. (Twitter.com/ScottMorrisonMP)

Dilansir BBC, Morrison merupakan pemimpin pertama Negeri Kanguru yang menjalani masa jabatan penuh sejak John Howard, yang memenangkan empat pemilu sebelum kalah dari Kevin Rudd dari Partai Buruh pada 2007.

Sejak saat itu, banyak pengamat menyebut coup culture pada politik Australia karena serangkaian masa jabatan perdana menteri yang berumur pendek.

Analis politik mengatakan, koalisi pimpinan Morrison mempertahankan mayoritas satu kursi, dan meskipun telah memenangkan tujuh dari sembilan pemilihan federal terakhir, namun kemungkinan akan sulit untuk melakukannya lagi.

3. Berbagai kritikan selama Morrison memimpin Australia

Bendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)

Selama pemerintahannya, Morrison beberapa kali mendapat kritikan secara luas, seperti saat dirinya mengambil liburan keluarga ke Hawaii, sementara kota kelahirannya Sydney harus berjibaku dengan asap beracun. Akibatnya, Morrison harus mempersingkat liburannya karena reaksi publik.

Seperti yang diketahui, saat ini Australia sedang menghadapi tahun terpanas dan terkering yang pernah dialami, di mana terjadi kebakaran hutan yang secara luas menghancurkan lebih dari 3 ribu rumah dan meratakan 19 juta hektar lahan pertanian dan hutan selama musim panas Belahan Bumi selatan.

Tidak hanya tentang kebakaran, Morrison juga dikritik karena tanggapannya terhadap rekor banjir tahun ini di beberapa daerah yang sama di tenggara Australia.

Selain itu, Morrison secara luas dikritik pada konferensi iklim PBB yang berlangsung pada November tahun lalu di Glasgow, Skotlandia, karena dianggap gagal menetapkan target yang lebih ambisius untuk akhir dekade ini.

Baik pemerintah maupun partai oposisi, telah menetapkan target emisi gas karbon nol bersih pada 2050.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us