Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kabar Baik! PBB Sebut Lubang Lapisan Ozon Pulih Sepenuhnya pada 2040

Planet Bumi. (sumber: pixabay.com/PIRO4D)

Jakarta, IDN Times - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lubang lapisan ozon di Bumi akan pulih sepenuhnya pada 2040 di seluruh dunia. Pernyataan ini dirilis PBB pada Senin (9/1/2023) waktu setempat.

Sejak 1980-an, warga dunia dibuat khawatir kehilangan lapisan ozon, yang membuat manusia berisiko terkena sinar ultraviolet berbahaya dari matahari.

Meski secara umum lapisan ozon akan pulih pada 2040, namun khusus untuk wilayah Kutub membutuhkan waktu lama, yakni pada 2045 di atas Kutub Utara dan pada 2066 di kawasan Antartika.

1. Hasil ini berkat ketegasan pemerintah menghentikan zat perusak ozon

Dilansir dari BBC, kabar baik tersebut datang setelah PBB mengumumkan bahwa berkat ketegasan pemerintah di seluruh dunia dalam penghentian zat perusak ozon, lapisan tersebut akhirnya bisa dipulihkan sepenuhnya.

Menyusul adanya kekhawatiran atas hilangnya lapisan ozon sejak 1980-an lalu, lapisan ozon terus membaik setelah adanya perjanjian protokol Montreal 1989. Perjanjian tersebut menjelaskan telah membantu menghilangkan 99 persen bahan kimia perusak ozon, seperti kloroflorokarbon (CFC) yang digunakan sebagai pelarut dan pendingin.

PBB mengatakan tindakan yang diambil pada lapisan ozon telah memperkuat respons yang lebih lamban terhadap krisis iklim.

"Tindakan ozon menjadi preseden untuk aksi iklim. Keberhasilan kami dalam menghapus bahan kimia pemakan ozon secara bertahap menunjukkan kepada kami apa yang dapat dan harus dilakukan sebagai hal yang mendesak untuk beralih dari bahan bakar fosil, mengurangi gas rumah kaca, dan dengan demikian membatasi kenaikan suhu," ungkap penjelasan yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, Petteri Taalas, yang dikutip dari BBC.

2. Meski hasil laporannya baik tidak menjamin kemajuan terhadap kondisi lapisan ozon seperti sekarang

Laporan tersebut dinilai sebagai kabar yang baik serta bukti bahwa tindakan cepat internasional untuk mencegah krisis lingkungan dapat berhasil. Meski demikian, laporan tersebut juga memperingatkan bahwa kemajuan berkelanjutan pada lapisan ozon tidak dijamin.

Misalnya, proposal untuk membatasi pemanasan global dengan mengirimkan jutaan ton sulfur dioksida ke atmosfer bagian atas, yang dikenal sebagai injeksi aeorosol stratosfer, dapat membalikkan pemulihan lapisan ozon secara drastis.

Kemajuannya tidak selalu mulus, di mana pada 2018 lalu, para ilmuwan mendeteksi peningkatan penggunaan CFC, yang dilacak dari China dan pada akhirnya diperbaiki.

Sementara itu, penggantian CFC dengan kelompok bahan kimia industri lainnya, hidroflourokarbon (HFC), menimbulkan masalah karena HFC adalah gas rumah kaca. Hal ini memerlukan kesepakatan internasional yang lebih lanjut, yang dibuat di Kigali, Rwanda, untuk mengekang penggunaannya.

3. Selain masalah lubang ozon, terdapat 3 masalah utama yang juga menjadi sorotan internasional

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya. (Sumber: pixabay.com/mrganso)

Selain dari masalah lubang ozon, juga terdapat tiga masalah utama yang dihadapi seperti masalah air dan udara bersih, tenaga surya dan angin, serta spesies langka. Untuk masalah air dan udara bersih, di sebagian besar dunia juga mengeluhkan masalah polusi udara serta menjadikan danau sebagai tempat pembuangan sampah yang tentunya mencemari air di sekitar.

Pada 1970, di AS telah dibuat sebuah undang-undang Clean Air Act of 1970 dan tindak lanjutnya pada tahun 1990 lalu dengan peraturan EP "secara efektif membersihkan udara di sekitar". Undang-undang serupa juga dibuat untuk air pada 1972 lalu.

Menurut profesor ilmu lingkungan dari Syracuse University, Sam Tuttle, menjelaskan hal ini menyebabkan lebih sedikit yang terkena masalah kesehatan, seperti kanker dan asma, serta menyelamatkan jutaan nyawa dan triliunan dolar AS dalam biaya perawatan kesehatan. 

Mengenai masalah tenaga surya dan angin, turunnya harga telah mengejutkan para ahli. Dengan demikian, para ahli menilai bahwa bumi ke depannya tidak terlalu bergantung pada batu bara, minyak, dan gas alam yang menyebabkan pemanasan global.

Menurut data dari National Renewale Energy Lab, sekitar 2010 hingga 2020, harga tenaga surya perumahan turun hingga 64 persen dan harga pembangkit listrik tenaga surya skala besar turun 82 persen.

Masalah terakhir yang menjadi sorotan adalah spesies langka. Ada lima spesies yang patut menjadi contoh di mana mampu menyelamatkan mereka dari ancaman kepunahan, yakni spesies elang botak, aligator Amerika, elang peregrine, angsa Kanada, dan paus bungkuk. Jumlah kelima spesies tersebut diketahui sudah sangat banyak, meski di sisi lain dapat menimbulkan masalah bagi spesies lain.

Pihak US Fish and Wildlife Service telah menghapus 96 spesies dari daftar spesies yang terancam punah, di mana 65 diantaranya sudah pulih. Para ahli memuji peraturan dan undang-undang di seluruh dunia dengan membatasi pembunuhan dan perdagangan spesies yang terancam punah serta mencegah kerusakan habitat penting bagi makhluk dan tumbuhan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us