Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Migran Tenggelam di Pantai Yaman, 68 Orang Tewas dan 74 Hilang

ilustrasi perahu rusak
ilustrasi perahu rusak (unsplash.com/Christopher Eden)
Intinya sih...
  • Pihak berwenang lakukan operasi pencarian dan penyelaman besar-besaran
  • IOM mendesak negara anggota agar meningkatkan jalur migrasi yang legal untuk mencegah para migran terjebak dalam perjalanan berbahaya.
  • Pada Maret 2025, dua kapal yang mengangkut lebih dari 180 migran tenggelam di lepas pantai distrik Dhubab, Yaman, akibat gelombang laut yang ganas.

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal yang membawa 154 migran tenggelam di lepas pantai Yaman pada Minggu (3/8/2025). Sedikitnya 68 orang dilaporkan tewas, sementara 74 lainnya masih hilang.

Abdusattor Esoev, kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB di Yaman, mengatakan bahwa kapal tersebut terbalik di lepas pantai provinsi Abyan pada Minggu dini hari. Sebanyak 54 jenazah terdampar di pantai di distrik Khanfar, sementara 14 lainnya ditemukan di lokasi berbeda. Seluruh jenazah kemudian dibawa ke kamar mayat rumah sakit di Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan.

Esoev menambahkan bahwa hanya 12 orang yang berhasil selamat dalam insiden tersebut, sementara sisanya dinyatakan hilang dan diduga telah meninggal dunia. Menurut laporan, seluruh penumpang kapal merupakan warga Ethiopia.

1. Pihak berwenang lakukan operasi pencarian dan penyelaman besar-besaran

Direktorat Keamanan Abyan mengatakan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan secara besar-besaran mengingat banyaknya jumlah korban yang hilang. Banyak jenazah disebut ditemukan tersebar di wilayah pantai yang luas.

Sementara itu, Abdul Qader Bajamil, direktur kantor kesehatan di Zanzibar, mengatakan bahwa pihak berwenang sedang mempersiapkan pemakaman bagi para korban di dekat kota Shaqra, dilansir dari Al Jazeera.

2. IOM meminta penambahan jalur migrasi legal

Meski telah dilanda perang saudara selama lebih dari 1 dekade, Yaman masih tetap menjadi jalur utama bagi orang-orang dari Afrika Timur dan Tanduk Afrika yang ingin mencapai negara-negara Teluk Arab untuk mencari kerja. Para migran biasanya dibawa oleh penyelundup menggunakan kapal yang sering kali penuh sesak, menyeberangi Laut Merah atau Teluk Aden.

Meski risikonya tinggi, banyak migran tetap nekat melakukan perjalanan ini. Lebih dari 60 ribu migran dilaporkan tiba di Yaman sepanjang 2024 saja.

“Kami mendorong semua negara anggota untuk meningkatkan jalur migrasi yang legal agar orang-orang dapat bermigrasi secara sah, alih-alih terjebak atau diperdaya oleh para penyelundup dan menempuh perjalanan yang berbahaya,” kata Esoev, kepala IOM di Yaman, dikutip dari BBC.

3. Lebih dari 180 migran tenggelam pada Maret

IOM sebelumnya menggambarkan perjalanan dari Tanduk Afrika menuju Yaman sebagai salah satu rute migrasi paling sibuk dan berbahaya di dunia. Pada Maret 2025, dua kapal yang mengangkut lebih dari 180 migran tenggelam di lepas pantai distrik Dhubab, Yaman, akibat gelombang laut yang ganas. Hanya dua awak kapal yang berhasil selamat.

Para migran yang tiba di Pusat Respons Migran di Yaman juga melaporkan bahwa para penyelundup kini semakin nekat dengan sengaja mengirim kapal di tengah kondisi laut yang berbahaya demi menghindari patroli.

Dalam satu dekade terakhir, Proyek Migran Hilang IOM mencatat lebih dari 3.400 orang tewas atau hilang di sepanjang rute ini. Sebanyak 1.400 di antaranya tewas akibat tenggelam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us