Keluarga Korban Pembunuhan Marah Usai Pelaku Diberi Grasi oleh Biden

Jakarta, IDN Times - Seorang pengedar narkoba, Adrian Peeler, yang dihukum atas pembunuhan anak laki-laki berusia 8 tahun dan ibunya akan dibebaskan pada Juli setelah mendapat keringanan oleh mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Keputusan ini lantas membuat keluarga korban terkejut dan marah karena pelaku merupakan salah satu dari hampir 2.500 yang mendapatkan grasi dalam kasus narkoba sebelum Biden lengser.
“Saya muak dan lelah serta merasa jelek. Ini adalah hal yang sangat mengejutkan. Keluarga saya sangat sedih karenanya. Rasanya seperti kami mengalami trauma lagi," ujar Oswald Clarke, saudara Clarke, dikutip dari The Associated Press pada Rabu (22/1/2025).
1. Peeler dihukum atas kasus pembunuhan dan pengedaran kokain
Peeler menjalani hukuman negara bagian selama 25 tahun atas kematian Karen Clarke dan putranya, Leroy "BJ" Brown, pada Januari 1999. Keduanya dibunuh oleh Peeler atas arahan kakaknya, Russel Peeler, agar Brown tidak memberikan kesaksian dalam kasus pembunuhan Rudolph Snead, pacar Clarke.
Kedua kakak beradik tersebut kemudian didakwa kejahatan berat dengan ancaman hukuman mati. Namun, Peeler hanya didakwa bersalah karena berkonspirasi dalam pembunuhan dan menerima hukuman yang lebih ringan dari kakaknya, yang kini harus mendekam di penjara seumur hidupnya.
Kasus ini merupakan kejahatan berat saat itu yang membuat para pihak berwenang melakukan perbaikan dalam perlindungan saksi negara bagian.
Meskipun Peeler telah menyelesaikan hukumannya pada akhir 2021, ia dihukum kembali selama 15 tahun karena telah mengedarkan kokain dalam jumlah besar dan seharusnya dibebaskan pada 2033.
2. Tidak ada alasan khusus dalam pengampunan Peeler
Dilansir AP News, tidak ada alasan spesifik yang diberikan Biden dalam meringankan hukuman Peeler dan tidak jelas bagaimana ia menarik perhatian Biden. Padahal, keringanan tersebut diberikan oleh Biden pada Jumat (17/01/2025) untuk orang-orang yang dihukum atas kasus narkoba tanpa kekerasan karena hukuman mereka terlalu berat.
Selain itu, keputusan pengampunan tersebut tidak dikonsultasikan atau dikabarkan kepada kantor kejaksaan AS di Connecticut, yang mengadili kasus narkoba Peeler.
Pengacara Peeler, Michael Brown, mengatakan bahwa kliennya sudah bekerja keras untuk memulihkan dirinya dan menjadi pribadi yang berbeda di dalam penjara. Namun, ia menolak berkomentar lebih lanjut.
Menurut pengacara pembela pidana, James Bergen, keputusan tersebut hanya dipertimbangkan dari kasus federal, padahal kasus Peeler sangat berbeda. Ia menambahkan bahwa pemberian grasi tidak dapat dibatalkan, dan keputusan seperti itu biasanya tidak diambil dalam waktu yang cepat.
3. Keputusan Biden mengejutkan banyak pihak
Senator Demokrat, Richard Blumenthal, mengatakan bahwa ada pihak yang telah lalai sehingga Peeler dapat dibebaskan. Menurutnya, kasus pembunuhan tersebut sangat kejam, yang membuat mereka harus mengubah hukum di negara bagian. Ia juga menyarankan diperlukannya peninjauan kembali sistem pengampunan.
Wali Kota Bridgeport, Joe Ganim, menganggap bahwa ini adalah ketidakadilan yang sangat buruk. Ia setuju dengan pernyataan Blumenthal bahwa seseorang telah mengabaikan keputusan Biden untuk mengampuni Peeler.
Namun, menurut senator di negara bagian, Vincent Candelora, keputusan ini merupakan kecerobohan Biden di masa akhir jabatannya yang mengabaikan trauma keluarga korban dan kepercayaan publik terhadap prinsip keadilan.