Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kementerian Perempuan Afghanistan Dihapus, Diganti Promosi Kebajikan

Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Jakarta, IDN Times – Puluhan aktivis perempuan berunjuk rasa di halaman Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan pada Minggu (19/9/2021). Demonstrasi itu digelar sebagai bentuk protes atas kebijakan Taliban yang mengganti nomenklatur Kementerian Perempuan menjadi Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Dilansir dari Reuters, sejak Taliban menguasai ibu kota Kabul, beberapa staf perempuan kementerian telah mencoba untuk kembali bekerja. Namun, setibanya di kantor, mereka justru disuruh pulang.  

“Kementerian Perempuan harus diaktifkan kembali. Menghapuskan (peran) perempuan berarti menghapuskan kemanusiaan,” kata Baseera Tawana, salah seorang pengunjuk rasa.

1. Perempuan di Afghanistan khawatir dengan aturan ketat Taliban

Anggota Taliban mengarahkan senjatanya ke arah pengunjuk rasa, saat warga berdemo dan menyerukan slogan selama protes anti-Pakistan, dekat kedutaan Pakistan di Kabul, Afghanistan, Selasa (7/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Unjuk rasa terjadi satu sehari setelah beberapa perempuan kembali ke sekolah dasar dengan kelas yang dipisahkan beradasarkan jenis kelamin. Namun, sejumlah perempuan dewasa khawatir dengan masa depan, takut Taliban tidak mengizinkan perempuan untuk melanjutkan studi ke jenjang lanjutan dan peran perempuan semakin dibatasi di ruang publik.  

"Anda tidak dapat menekan suara perempuan Afghanistan dengan menjaga anak perempuan di rumah dan membatasi mereka, serta dengan tidak mengizinkan mereka pergi ke sekolah," kata pengunjuk rasa, Taranum Sayeedi.

"Perempuan Afghanistan hari ini bukanlah perempuan 26 tahun yang lalu," tambah dia.

2. Kementerian yang baru berfungsi sebagai institusi moral

Pasukan Taliban berjaga sehari setelah penarikan pasukan Amerika Serikat dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Tanda di luar Kementerian Urusan Perempuan telah diganti dengan tanda Kementerian Peningkatan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Saat Taliban berkuasa sepanjang 1996-2001, Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan dikenal sebagai institusi moral, yang bertugas untuk mengawasi intepretasi syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, mencakup aturan berpakaian yang ketat hingga algojo eksekusi cambuk.

Menanggapi berbagai unjuk rasa, pejabat Taliban hanya mengatakan bahwa mereka tidak akan menerapkan kebijakan fundamentalisme seperti dua dekade lalu.

3. Taliban sebut tidak butuh perempuan dalam kabinetnya

Pasukan Taliban berpatroli di jalan raya sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.

Pekan lalu, juru bicara Taliban Syed Zekrullah Hashimi mengatakan, tugas utama perempuan adalah melahirkan dan membesarkan anak. Hashimi juga menyampaikan Taliban tidak membutuhkan perempuan dalam kabinet pemerintahannya.

“Seorang perempuan tidak bisa menjadi menteri. Itu seperti Anda membebankan leher mereka dengan sesuatu yang tidak mampu mereka angkut. Para pengunjuk rasa sama sekali tidak mewakili seluruh perempuan di Afghanistan,” kata Hashimi dalam wawancaranya dengan Tolo News, sebagaimana dikutip dari NDTV.

Terkait unjuk rasa yang digelar sejumlah aktivis perempuan, Hashimi menuturkan bila protes hanya disampaikan oleh segelintir perempuan.

“Empat perempuan yang berunjuk rasa di jalan tidak mewakili keseluruhan perempuan Afghanistan, yang disebut sebagai perempuan Afghanistan adalah mereka yang melahirkan rakyat dan mendidik (anak-anak) mereka tentang etika Islam,” ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us