Kepala Intelijen Ukraina: Kami Akan Memenangkan Perang di Musim Panas

Jakarta, IDN Times - Kepala Intelijen Ukraina Kyrylo Budanov, pada Selasa (18/10/2022), mengungkapkan bahwa Ukraina akan memenangkan perang pada musim panas tahun depan.
Sesuai keterangannya, tentara Ukraina akan merebut kembali seluruh wilayah seperti perbatasan di tahun 1991.
Pernyataan tersebut menanggapi kesuksesan serangan balik yang dilancarkan Ukraina ke wilayah kekuasaan Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, Ukraina mengklaim sudah mengambil alih seluruh wilayah Kharkiv dan merangsek masuk ke Kherson.
1. Budanov menyebut bahwa kekalahan Rusia tidak terelakkan
Keterangan Budanov disampaikan ketika menghadiri wawancara media lokal Obozrevatel pada Selasa. Ia juga menyebut tentara Ukraina akan berprogres besar pada akhir tahun ini. .
"Akan ada rentetan kemenangan beruntun dan Anda akan melihatnya. Saya berharap wilayah yang berhasil dibebaskan adalah Kherson. Kekalahan Rusia sudah tidak dapat terelakkan lagi. Kami tidak bisa dihentikan," katanya.
Dilaporkan CNN, Budanov juga percaya bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Pasalnya, hal itu akan mempercepat disintegrasi Federasi Rusia.
"Secara teori, mereka dapat menggunakan senjata nuklir, tapi ini akan mempercepat proses disintegrasi Federas Rusia. Mereka tahu dan sangat paham akan hal ini. Mereka tidak sebodoh seperti yang dipikirkan," tuturnya.
2. Budanov sebut Federasi Rusia akan runtuh dan terpecah belah
Berakhirnya peperangan adalah sebuah proses politik yang serius terkait mulainya perubahan, terutama di Federasi Rusia. Pasalnya, beberapa wilayah di Rusia akan memisahkan diri setelah mengalami kekalahan di Ukraina.
"Moskow akan membayar biaya reparasi kepada kita. Kita semua sudah menunggu untuk itu. Ini akan mengalihkan fokus ekonomi Rusia ke teritori kami. Kemudian, terdapat beberapa langkah lagi," ungkap Budanov, dikutip Ukrinform.
Budanov juga percaya, beberapa kawasan di Kaukasus akan memisahkan diri dari Rusia setelah perang berakhir. Kemudian, Rusia diprediksi akan mengalami perpecahan.
"Terdapat banyak masalah teritorial. Rusia hanyalah sebuah nama federatif. Mereka memiliki teritori yang sangat luas dan sudah terbentuk sejak lama. Tidak ada yang tahu di dalam perbatasan itu. Ini hanya didasarkan pada kepercayaan pada rezim penguasa. Setelah rezim itu kolaps, maka semuanya akan runtuh," papar dia.
3. Ukraina mengakui Republik Chechnya Ichkeria sebagai negara yang diduduki Rusia
Pada Selasa, Verkhovna Rada atau Parlemen Ukraina resmi mengakui Republik Chechnya Ichkeria sebagai wilayah yang diduduki oleh Federasi Rusia. Kabar itu diumumkan oleh Dewan Perwakilan Ukraina, Yaroslav Zheleznyak lewat akun Telegram-nya.
"Rada sudah mengakui Republik Chechnya Ichkeria sebagai teritori yang diduduki oleh Federasi Rusia dan melayangkan kecaman atas genosida yang dilakukan kepada warga Chechnya," tulis Zheleznyak.
Salah satu anggota parlemen, Aleksey Goncharenko, menekankan bahwa keputusan dari Verkhovna Rada ini sangatlah penting. Ia menyebut bahwa Putin berusaha memperbudak rakyat Chechnya sejak lama.
"Ia kemudian memilih Gauleiter Kadyrov sebagai pemimpin Chechnya dan sekarang memaksa warga Chechnya untuk ikut berperang di Ukraina. Ini adalah bentuk imperialis Rusia kepada etnis lain," sebut Goncharenko.
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, sudah ada 8 ribu tentara dari Republik Chechnya yang tewas dan sebagian dari mereka adalah etnis Chechnya. Ia juga meyakini bahwa Rusia memobilisasi etnis minoritas di negaranya.