Kepala Protokol Negara Raih Medali Kehormatan dari Paus Leo XIV

- Kepala Protokol Negara, Andy Rachmianto, terima medali kehormatan dari Paus Leo XIV.
- Penghargaan diberikan atas kontribusi luar biasa dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.
- Andy menekankan bahwa penyambutan tersebut tidak hanya ditujukan kepada seorang kepala negara, tetapi juga pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Jakarta, IDN Times - Dirjen Protokol dan Konsuler, sekaligus Kepala Protokol Negara (KPN) Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto, menerima medali kehormatan ‘Pro Ecclesia et Pontifice’ dari Paus Leo XIV. Penghargaan itu disematkan dalam upacara sederhana di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta, Senin, 17 November 2025, oleh Nunsius Apostolik Takhta Suci, Mgr. Piero Pioppo.
Menurut Nuncio, penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi luar biasa Dubes Andy dalam memimpin dan mengoordinasikan penyelenggaraan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.
Kunjungan itu menjadi salah satu agenda diplomatik terbesar yang pernah ditangani Kementerian Luar Negeri dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam sambutannya, Dubes Andy menyampaikan terima kasih kepada Paus Leo XIV dan menegaskan bahwa penghargaan tersebut merupakan hasil kerja bersama.
“Penghargaan ini bukanlah kerja individual, melainkan hasil kerja tim yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan seperti Kemenlu, Sekretariat Negara, Istana Presiden, Paspampres, Kementerian Agama, Pemprov Jakarta, KWI, Imam Masjid Istiqlal, Uskup Agung Katedral, Panitia Nasional yang dipimpin Bapak Ignatius Jonan, Sekretariat GBK, dan juga media massa,” ujarnya, dikutip dari keterangan Kemlu RI, Selasa (18/11/2025).
Ia menyebut pengalaman mempersiapkan kunjungan Paus Fransiskus sebagai kehormatan besar. Sebagai Kepala Protokol Negara, Andy menekankan bahwa penyambutan tersebut tidak hanya ditujukan kepada seorang kepala negara, tetapi juga pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, termasuk 12,5 juta umat Katolik di Indonesia.
Ia mengenang momen misa akbar di Gelora Bung Karno sebagai salah satu pengalaman paling emosional. “Sebuah momen yang tak terlupakan dan menggetarkan hati ketika sekitar 90 ribu umat menyerukan ‘Viva el Papa… Viva el Papa’,” katanya.
Dubes Andy juga menilai kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta membuktikan kuatnya tradisi toleransi beragama di Indonesia. Pertemuan Paus dengan umat Katolik di Katedral dan silaturahmi ke Masjid Istiqlal disebutnya sebagai simbol dialog antarkepercayaan.
Ia berharap penghargaan ini menjadi inspirasi bagi seluruh aparat negara untuk bekerja profesional, berdedikasi, dan menghormati keberagaman.


















