Korsel Berambisi Jadi Kekuatan Pertahanan Terbesar ke-4 di Dunia

- Korsel akan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan di industri pertahanan.
- Dukung perusahaan swasta dan rintisan dalam modernisasi pertahanan.
- Korsel menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global.
Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan (Korsel), Lee Jae Myung, menyatakan bahwa negaranya bertujuan untuk menjadi salah satu dari empat kekuatan pertahanan dan kedirgantaraan global teratas dunia pada 2030. Hal ini disampaikannya pada upacara pembukaan Pameran Dirgantara dan Pertahanan Internasional Seoul (ADEX) 2025 pada Senin (20/10/2025).
ADEX merupakan pameran pertahanan terbesar di Korsel, yang diselenggarakan di Bandara Seoul.
"Menjadi salah satu dari empat kekuatan teratas dalam industri pertahanan bukanlah mimpi yang mustahil," kata Lee dalam pidatonya, dikutip dari Korea JoongAng Daily.
1. Korsel akan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan di industri pertahanan
Lee juga berkomitmen untuk melakukan investasi yang berani dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam penelitian dan pengembangan (litbang) di industri pertahanan dan kedirgantaraan hingga lima tahun ke depan. Langkah ini untuk mendukung upaya mengamankan teknologi utama dan mengembangkan sistem senjata canggih.
"Negara kita, yang dulunya bergantung pada surplus persenjataan asing, kini berada di antara 5 kekuatan pertahanan teratas dunia dan telah memasuki era ekspor pertahanan tahunan senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp165,8 triliun)," ungkapnya.
Ia memaparkan bahwa Korsel akan membangun kedaulatan teknologi dengan memfokuskan investasi pada pengembangan teknologi, komponen, dan material yang harus diamankan secara independen, seperti semikonduktor khusus di sektor pertahanan.
2. Dukung perusahaan swasta dan rintisan dalam modernisasi pertahanan

Lee sepenuhnya mendukung sektor swasta untuk memainkan peran utama dalam modernisasi pertahanan, mengingat kemampuan teknologi sektor swasta Korea yang berkelas dunia dan laju inovasinya. Ia akan mempercepat implementasi kebijakan dengan memperluas apa yang disebut sistem jalur cepat industri pertahanan. Nantinya, teknologi dan peralatan canggih yang dikembangkan swasta dapat segera diadopsi oleh militer melalui proses peninjauan yang disederhanakan.
Lee berjanji untuk menurunkan hambatan masuk bagi perusahaan menengah dan perusahaan rintisan dengan teknologi canggih, guna membantu mereka berpartisipasi lebih aktif di sektor pertahanan dan kedirgantaraan.
Mengakui bahwa industri tersebut membutuhkan pendanaan besar dan keahlian mutakhir, Presiden Korsel tersebut menekankan pentingnya kerja sama global di bidang industri keamanan dan pertahanan. Kepada mitra pertahanannya di luar negeri, Korsel berjanji untuk tidak hanya berbagi sistem persenjataannya, tetapi juga teknologi dan pengalaman membangun fondasi industri.
3. Korsel menjadi pemain utama dalam industri pertahanan global

Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan ekspor pertahanan, Kepala Staf Kantor Kepresidenan Korsel, Kang Hoon-sik, akan berangkat ke Eropa pada Minggu untuk memperkuat kemitraan industri pertahanan dan memperluas ekspor senjata Negeri Ginseng. Kang akan menyampaikan surat-surat Lee ke beberapa negara Eropa yang ingin diajak bekerja sama lebih dalam pada bidang pertahanan, dilansir Yonhap.
The Straits Times melaporkan, berdasarkan data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm pada 100 perusahaan senjata teratas, Korsel menduduki peringkat ke-10 dalam penjualan senjata pada 2023.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, industri senjata Korsel mengalami pertumbuhan pesat, dan negara ini menjadi salah satu pengekspor senjata terbesar di dunia dengan kesepakatan bernilai miliaran dolar. Peralatan militer tersebut meliputi, howitzer dan amunisi hingga rudal dan kapal perang.