Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Tuding Dewan Keamanan PBB Terapkan Standar Ganda

Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/micha_braendli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara menuding Dewan Keamanan PBB telah menerapkan standar ganda terkait kegiatan militer di antara negara-negara anggota PBB dalam pernyataannya pada Minggu (3/10) waktu setempat. Sebelumnya, Korea Utara telah melakukan uji coba rudal anti-pesawat baru, sekaligus merupakan peluncuran senjata yang keempat dalam beberapa pekan terakhir ini.

1. Mereka menganggap Dewan Keamanan PBB memilih diam saat latihan militergabungan oleh AS

Dilansir dari The Guardian, Dewan Keamanan PBB telah bertemu secara tertutup pada Jumat (1/10) lalu dari Amerika Serikat dan negara-negara lain mengenai peluncuran rudal Korea Utara.

Direktur Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Korea Utara, mengatakan pertemuan Dewan Keamanan berarti ketidaktahuan terbuka serta perambahan nakal pada kedaultannya dan provokasi serius yang tidak dapat ditoleransi.

Jo menuduh Dewan Keamanan PBB melakukan standar ganda karena memilih untuk diam atas latihan militer gabungan AS dan uji senjata bersama sekutunya, sambil mempermasalahkan kegiatan pertahanan diri Korea Utara.

"Ini adalah penolakan terhadap ketidakberpihakan, objektivitas dan keseimbangan, jalur kehidupan kegiatan PBB, serta manifestasi nyata dari standar kesepakatan ganda," ungkap Jo dalam pernyataannya seperti yang dilansir dari The Guardian.

Ia menambahkan merasa prihatin atas fakta bahwa Dewan Keamanan PBB telah menghibur dirinya sendiri dengan bom waktu yang berbahaya kali ini.

Korea Utara sendiri diketahui memiliki sejarah panjang dalam menggunakan uji senjata sebagai bagian dari proses yang dikalibrasi dengan hati-hati untuk mencoba meneruskan tujuannya.

2. Menurut media Korea Utara, pelaksanaan uji coba tersebut sangat pentingdalam pengembangan berbagai sistem rudal

Pada Jumat (1/10) lalu, sebuah media di Korea Utara mengatakan uji coba rudal anti-pesawat itu dianggap sangat penting secara praktis dalam mempelajari dan mengembangkan berbagai sistem rudal anti-pesawat prospektif.

Seorang profesor dari University of North Korea Studies di Korea Selatan, Prof. Kim Dong-yub, mengatakan peluncuran itu tampaknya merupakan tahap primitif dari tes untuk pengembangan rudal yang dirancang menembak jatuh rudal dan pesawat musuh yang masuk.

Dia juga mengatakan rudal itu menyerupai sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia, yang dinilainya memiliki jangkauan maksimum sejauh 400 km serta dilaporkan mampu mencegat jet siluman.

Dewan Keamanan PBB menerima pengarahan tentang peluncuran baru-baru ini serta situasi kemanusiaan dan COVID-19 di Korea Utara pada pertemuan darurat tertutup hari Jumat lalu tetapi tidak mengambil tindakan.

Sementara AS, Inggris, dan Prancis serta anggota dewan lainnya meningkatkan risiko yang ditimbulkan oleh uji coba tersebut, dengan Tiongkok mengatakan kesepakatan AS dan Inggris untuk menyediakan Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir menimbulkan bahaya bagi kawasan itu.

Prancis kemudian mengedarkan pernyataan yang diusulkan yang menurut para diplomat mengungkapkan rasa prihatin atas peluncuran rudal serta menyerukan Korea Utara untuk sepenuhnya menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penembakan rudal balistiknya.

Akan tetapi, Rusia dan Tiongkok tidak menganggap pernyataan Dewan Keamanan PBB tepat waktu sehingga persetujuannya tetap tidak pasti.

3. Pemimpin Korea Utara meminta Korea Selatan tinggalkan sikap kesepakatanganda

Awal pekan ini, dalam sinyal campuran terbaru pemerintahannya, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyatakan kesediaannya untuk memulihkan hotline komunikasi dengan Korea Selatan dalam beberapa hari ke depan, tetapi dia juga mengabaikan tawaran AS untuk berdialog sebagai penyembunyian "licik" darinya.

Dia juga bersikeras bahwa Korea Selatan meninggalkan sikap kesepakatan ganda jika ingin melihat adanya peningkatan dalam hubungan Korea.

Pernyataannya sebagian besar menggemakan tuntutan dari saudara perempuannya, Kim Yo-jong, yang telah memimpin kampanye tekanan yang sedang berlangsung di Korea Utara.

Pihak Korea Selatan mengatakan akan mempersiapkan pemulihan saluran telepon dan faks lintas batas, yang sebagian besar tidak aktif selama lebih dari setahun.

Namun hingga Jumat sore waktu setempat, Korea Utara tetap tidak menanggapi upaya Korea Selatan untuk bertukar pesan melalui saluran tersebut.

Selama upacara Hari Angkatan Bersenjata pada hari yang sama, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, bersumpah untuk menolak segala upaya untuk mengancam kehidupan rakyatnya serta berusaha untuk mencapai perdamaian abadi.

Dia tidak menyebutkan uji Korea Utara baru-baru ini dalam upaya yang memungkinkan untuk tetap hidup kemungkinan pembicaraan antara kedua Korea.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan pejabat AS masih menilai peluncuran rudal terbaru.

Dia mengatakan pejabat pemerintahan Biden telah melakuan upaya untuk menjangkau Korea Utara untuk memacu pembicaraan tetapi belum menerima tanggapan.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa AS tentu saja mendukung dialog antar-Korea pada prinsipnya.

Namun, dia mengatakan AS khawatir tentang peluncuran Korea Utara baru-baru ini, yang dia catat melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB serta menciptakan prospek yang lebih besar untuk ketidakstabilan dan ketidakamanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us