Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KTT ASEAN 2023 Hasilkan 93 Proyek Senilai Rp579 Triliun

Pahala Mansury dalam Sesi "The Role of State Owned Enterprises During Pandemic and Beyond" IMGS 2022 pada Kamis (29/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Gilang Pandutanaya)
Pahala Mansury dalam Sesi "The Role of State Owned Enterprises During Pandemic and Beyond" IMGS 2022 pada Kamis (29/9/2022). (IDN Times/Tata Firza & Gilang Pandutanaya)

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Mansury, mengungkap bahwa perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN menghasilkan 93 project deliverables dengan nilai 38 miliar dolar AS (sekitar Rp579 triliun).

“Iya (semua) proyek baru dari KTT. Nanti akan disampaikan di joint statement KTT ASEAN di bagian Annex. Proyek itu salah satunya adalah sektor green infrastructure, ketahanan pangan, dan tourism,” kata Pahala saat mengunjungi Media Center KTT ASEAN, Selasa (5/9/2023).

1. ASEAN butuh dana besar untuk bangun infrastruktur hijau

Pada kesempatan itu, Pahala juga menyebutkan bahwa Asia Tenggara membutuhkan 200 miliar dolar AS (sekitar Rp3 kuadriliun) setiap tahunnya, untuk membangun green infrastructure demi merealisasikan target Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030.

Adapun awal dari pembangunan infrastruktur hijau adalah pengembangan ekosistem mobil listrik (electric vehicle/EV).

“Kita bersama-sama membangun EV ecosystem di ASEAN, tapi juga butuh mengembangkan green infrastructure secara signifikan. Jadi ini yang kita harapkan, pembahasan sustainability financing di dalam forum AIPF (ASEAN Indo-Pacific Forum),” beber Pahala.

2. Gandeng negara mitra dialog

Salah satu upaya membangun ekosistem kendaraan listrik adalah menggandeng negara mitra, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan yang sudah memulai pembangunan ekosistem tersebut di negaranya.

Sebagai informasi, ASEAN bersama tiga negara Asia Timur di atas tergabung dalam platform ASEAN Plus Three.

“Kita melibatkan partner dialog, khususnya ASEAN Plus Three untuk mengembangkan EV ecosystem di ASEAN. Kita ajak negara yang berperan di ASEAN untuk membangun ekosistem secara lebih terintegrasi, termasuk juga investasi dan teknologi dari negara dialog, khususnya China, Jepang, dan Korea Selatan,” kata mantan Wakil Menteri BUMN itu.

3. Tidak semua negara Asia Tenggara punya potensi energi baru terbarukan

Kolaborasi dengan banyak pihak, kata Pahala, dieprlukan karena tidak semua negara Asia Tenggara memiliki potensi ekonomi di bidang energi baru terbarukan.

“(Karena itu) ASEAN Grid adalah upaya untuk melakukan distribusi listrik. Ini juga salah satu infrastruktur yang sangat penting untuk mengembangkan energi baru terbarukan, khususnya di sektor kelistrikan. Karena gak semua negara memiliki potensi pengembangan energi baru terbarukan, sehingga terbangunnya ASEAN Grid merupakan infrastruktur yang sangat penting,” terang Pahala.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us